Sebaik-baik
manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
Begitulah islam dalam memandang manusia terbaik di dunia ini.
Ada
sebuah kisah dimana ada 2 orang pemuda yang hendak mengisi waktunya
untuk berlibur menuju sebuah lembah yang konon katanya memiliki
pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun belum banyak orang
yang mampu menjejakkan kakinya disana dikarenakan rute perjalanannya
teramat sulit dan tidak banyak yang tau akan tempat tersebut.
Mereka
pun akhirnya bersiap-siap untuk berangkat setelah semua perbekalan
yang dibutuhkan untuk menemani perjalanan mereka siap untuk dibawa.
Ternyata
untuk bisa sampai disana mereka harus melewati hutan belantara yang masih lebat dan jarang terjamah oleh tangan-tangan manusia. Kini mereka dihadapkan pada jalan yang buntu dimana mereka tidak mendapatkan jalan yang bisa langsung menuju lembah tersebut. Namun dikarenakan tekad mereka sudah bulat dan banyangan keindahan akan lembah tersebut sudah menghiasi benak mereka. Mereka pun terus berjalan dengan menerobos semak-semak dan belukar bahkan duri-duri yang menghadang di depan mereka. Saking semangatnya, si pemuda yang pertama terus berjalan di depan dan dengan langkah yang cepat dia terus menerobos lebatnya semak-semak tanpa mempedulikan duri-duri yang melukai dirinya, karena pikirnya hanya satu, ingin cepat sampai di lembah dan menikmati keindahannya. Akhirnya si pemuda yang pertama pun sampai di tempat yang ditujunya dan dia pun takjub dengan keindahan yang ada di lembah tersebut. Namun dia tersadar ternyata tubuhnya banyak sekali mengeluarkan darah akibat duri-duri dan semak-semak yang melukainya saat di perjalanan tadi. Dan yang lebih mengagetkannya lagi adalah bahwa temannya yang berangkat bersama-sama dia tidak berada di tempat tersebut.
untuk bisa sampai disana mereka harus melewati hutan belantara yang masih lebat dan jarang terjamah oleh tangan-tangan manusia. Kini mereka dihadapkan pada jalan yang buntu dimana mereka tidak mendapatkan jalan yang bisa langsung menuju lembah tersebut. Namun dikarenakan tekad mereka sudah bulat dan banyangan keindahan akan lembah tersebut sudah menghiasi benak mereka. Mereka pun terus berjalan dengan menerobos semak-semak dan belukar bahkan duri-duri yang menghadang di depan mereka. Saking semangatnya, si pemuda yang pertama terus berjalan di depan dan dengan langkah yang cepat dia terus menerobos lebatnya semak-semak tanpa mempedulikan duri-duri yang melukai dirinya, karena pikirnya hanya satu, ingin cepat sampai di lembah dan menikmati keindahannya. Akhirnya si pemuda yang pertama pun sampai di tempat yang ditujunya dan dia pun takjub dengan keindahan yang ada di lembah tersebut. Namun dia tersadar ternyata tubuhnya banyak sekali mengeluarkan darah akibat duri-duri dan semak-semak yang melukainya saat di perjalanan tadi. Dan yang lebih mengagetkannya lagi adalah bahwa temannya yang berangkat bersama-sama dia tidak berada di tempat tersebut.
Ternyata,
si pemuda yang kedua ini tengah disibukkan oleh lebatnya hutan sehingga harus rela tertinggal dari si pemuda yang pertama. Meskipun dia memiliki semangat yang sama
dengan si pemuda yang pertama tadi, tapi dia masih mau memikirkan
orang lain. Akhinya selama dalam perjalanan menuju lembah, dia
sempatkan untuk memotong, membersihkan semak-semak dan
belukar-belukar serta membuang duri-duri yang menghalanginya dengan
tujuan agar kelak jika ada orang yang ingin mengunjungi lembah
tersebut, mereka tidak akan kesulitan untuk mencari jalan dan
bersusah payah menyusuri semak belukar yang lebat serta berduri tersebut.
Si
pemuda yang kedua pun akhinya sampai juga di lembah tujuan. Dan dia
mendapatkan temannya sedang terbaring kesakitan karena luka yang
disebabkan oleh duri-duri dan semak belukar yang dia abaikan saat
perjalanan tadi. Ternyata luka yang diderita temannya ini tidak serta
merta sembuh dalam sekejap, dia harus bersabar menunggu kesembuhannya
sampai berhari-hari. Maksud hati ingin berlibur sambil menikmati
keindahan, justru malah si pemuda pertama ini harus menahan kesakitan sehingga tidak
dapat minikmati keindahan lembah tersebut. Tapi bagi si pemuda yang
kedua, meskipun dia datang terlambat, dia bisa mendapatkan apa yang
menjadi tujuannya berada di lembah tersebut. sekaligus dia merasa
bahagia, karena membayangkan, kelak apabila ada yang ingin
mengunjungi lembah tersebut, mereka bisa menggunakan jalan yang sudah
dia buat selama perjalanan tadi.
Beberapa
hari kemudian, lembah tersebut sudahlah tidak asing lagi dikarenan
banyak orang-orang berdatangan untuk mengunjungnya. Namun kali ini
orang-orang tersebut bisa sampai di lembah dengan lebih cepat dan
aman karena berkat jalan yang dibuat oleh si pemuda yang kedua tadi.
Sahabatku,
dari cerita di atas, kita bisa mengambil pelajaran yang sangat
inspiratif, dimana kebahagiaan itu akan lebih bermakna jika kita
tidak egois dan mau berbagi serta peduli terhadap orang lain. Semoga
kita bisa belajar dari si pemuda yang kedua tadi dan menerapkannya
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semoga
bermanfaat!
No comments:
Post a Comment