tag:blogger.com,1999:blog-35878727182063325042024-03-09T01:17:42.383+07:00Motivasi dan InspirasiNasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-51036696803420001982014-05-07T16:17:00.001+07:002014-05-07T16:19:04.718+07:00PERCAKAPAN AYAH DAN ANAK<div style="text-align: justify;">
"Ayah, ayah" kata sang anak...</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ada apa?" tanya sang ayah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku capek, sangat capek..., aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek, aku mau menyontek saja!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku capek, sangat capek..., aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku capek, sangat capek..., aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung... aku ingin jajan terus!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku capek, sangat capek..., karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku capek, sangat capek..., karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman temanku, sedang teman-temanku seenaknya saja bersikap kepadaku..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku capek ayah, aku capek manahan diri... aku ingin seperti mereka, mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayaaah!" sang anak mulai menangis...</div>
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata... </div>
<div style="text-align: justify;">
"Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu", lalu sang ayah menarik tangan sang anak. Kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu sang anak pun mulai mengeluh...</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ayah mau kemana kita? aku tidak suka jalan ini. Lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karena ada banyak ilalang... aku benci jalan ini ayah..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sang ayah hanya diam...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sanat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Wwwaaahhh... tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah" ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ooh... berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nah, akhirnya kau mengerti..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Mengerti??? mengerti apa maksudnya yah?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi... bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga... dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah... seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa-apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi, ingatlah anakku, ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh. Suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri... maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain. Jadilah dirimu sendiri... seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya... maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sekarang aku mengerti, terima kasih ayah..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sumber : <span style="color: grey; font-family: arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="background-color: white; line-height: 14.5600004196167px;"> </span></span>Broadcasting WA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-29844892268191912762013-10-22T16:15:00.000+07:002013-10-22T16:20:44.119+07:00TELADAN DARI NABI AYYUB AS<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Sering kita beranggapan ketika kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat musibah atau cobaan dari Allah. Jarang sekali kita mengatakan bahwa nikmat yang diberikan Allah itu sebenarnya juga merupakan ujian dari Allah. Ada diantara kita yang sanggup menghadapi ujian itu dan ada pula yang tegar dan sabar menghadapinya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Allah mencintai hamba-hambaNya dengan cara yang unik dan berbeda-beda. Semakin tinggi ketakwaan seorang hamba, semakin unik cara Dia mencintainya. Salah satunya adalah Nabi Ayub. Seorang nabi yang diuji oleh Allah dengan harta, keluarga serta badannya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Ayyub adalah seorang Nabi yang sangat kaya raya.Istananya megah,rezekinya berlimpah,istri dan anaknya sehat wal'afiat.Yang lebih penting dalam kemakmurannya itu Ayyub tetap menjadi seorang hamba Allah yang saleh dan kuat ibadahnya.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Kekayaannya yang melimpah ruah dan rumah tangganya yang sakinah, tidak menjadikan Ayyub lalai atau mabuk.Dia bahkan semakin tekun dengan bersujud dan berbakti.Demikian juga istrinya yang bernama Rahmah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Suatu saat ketika para malaikat membicarakan manusia dan sejauh mana mereka beribadah kepada Allah. Salah seorang di antara mereka berkata: “Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya.” Para Malaikat sampai kagum melihat ketaatan Nabi Ayyub as. Namun sebalikya Iblis hatinya merasa sangat panas dan ingin mencoba menggoda Ayyaub dan keluarganya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Syaitan mendengarkan pembicaraan para malaikat lalu mereka mencoba mendatangi nabi Ayyub untuk menggodanya. Tetapi karena keimanannya kepada Allah, Syaitan kesulitan mendapatkan jalan untuk mengganggunya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Ketika Syaitan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayyub, ia berkata kepada Allah SWT: “Ya Rabbi, hambaMu Ayyub sedang menyembah-Mu dan menyucikanMu. Namun, ia menyembahMu bukan karena cinta, tapi ia menyembahMu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembahMu sebagai balasan kepadaMu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta.”</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Lalu Allah pun berkata kepada iblis “Sesungguhnya Ayyub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayyub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan.”</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Lalu Iblis pun datang kepada nabi Ayyub lalu menghancurkan semua harta-hartanya. Keadaan nabi Ayyub sekarang menjadi fakir. Lalu nabi Ayyub pun berkata “Oh musibah dari Allah SWT. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya.”</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Iblispun kemudian turun menghancurkan segala milik Ayyub.Semua kebun dan tanahnya yang dulu subur kini menjadi kering dan terbakar.Binatang ternaknya terserang wabah yang kemudian mati semua.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Setelah itu Iblis datang menemui Ayyub dengan menyamar sebagai orang tua yang nampak bijaksana.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Tuhan yang engkau sembah setiap hari ternyata tidak bisa menolongmu sama sekali. Aku sangat kasihan padamu Ayyub. Cobalah kau mencari Tuhan lain yang mungkin dapat menolongmu." kata Iblis.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Mendapat bujukan-bujukan Iblis itu, Ayyub tidak tergoda sama sekali,bahkan semakin tekun dia bersujud. Dia percaya segala kenikmatan yang telah direguknya adalah pemberian Tuhan dan Tuhan berhak mengambilnya sewaktu-waktu dan kapanpun. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Melihat semua itu Iblis menjadi kecewa dan marah. Dia menghadap Tuhan dan berkata:</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Ayyub masih tetap taat kepada-Mu karena dia masih punya anak.Aku akan membinasakan seluruh anak Ayyub. Barulah nanti Kau tahu bahwa iman Ayyub tidak seberapa kuatnya."</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Setelah usahanya gagal iblis datang kepada Allah lalu meminta ijin untuk membunuh anak-anak Nabi Ayub. Dengan izin Allah, iblis dibolehkan berbuat apapun kepada anak Ayub. Lalu iblispun menggoncangkan rumah Nabi Ayyub sehingga anak-anak Nabi Ayyub meninggal semua.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Maka Iblis itu segera menyebarkan wabah penyakit dan bencana. Semua anak Ayyub meninggal, istana tempat tinggal mereka hancur hingga menjadi puing-puing karena gempa.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Melihat keadaan itu nabi Ayyub pun berdoa kepada Allah dan menyeru: “Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayyub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu karena kesabaran Nabi Ayyub.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Melihat kejadian-kejadian yang menimpa dirinya, Ayyub hanya memandangnya dengan meneteskan air mata. Dari mulutnya hanya keluar ucapan tawakal dan pasrah diri. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Datanglah kembali Iblis yang menyamar sebagai orang tua.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Begitukah balasan Tuhan atas ketaatan dan kekhusyukan ibadahmu? Kau memuji-muji keagungan-Nya dengan tak henti-henti, tetapi apa yang kamu dapatkan? Hanya bencana dan kesengsaraan." Tanya Iblis.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Dialah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil. Dia yang menghidupkan, Dia juga yang mematikan." jawab Ayyub.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Iblis menjadi berang, dia kembali menghadap Tuhan.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Ayyub tetap taat kepada-Mu karena dia sehat. Ayyub masih bisa bekerja dan masih bisa punya anak lagi. Kalau dia sakit parah, sehingga lenyap tenaga dan kesehatannya, pasti dia akan berpaling dari-Mu."</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Tidak cukup sampai disitu Iblis meminta izin lagi kepada Allah untuk mengganggu badan Nabi Ayyub sehingga sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya mengucilkan kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayyub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayyub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Semua orang tak ada yang mau menjenguk atau mendekatinya karena bau tubuh Ayyub bisa membuat orang muntah-muntah, dan juga karena takut tertular penyakit yang menjijikkan itu.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Hanya Rahmah, istrinya, yang dengan sabar mendampingi Ayyub, merawatnya dengan baik. Kudis bernanah yang penuh dengan ulat dicucinya tiap hari. Padahal semua orang yang lewat harus mendekap hidungnya karena tak kuat mencium bau busuknya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Akhirnya sampailah penderitaan Ayyub dan istrinya pada puncaknya. Orang kampung berduyun-duyun mendatangi rumah Ayyub. Dengan paksa dan disertai ancaman mereka mengusir Ayyub dan istrinya agar segera keluar dari kampung mereka. Dengan susah payah Rahmah menggendong suaminya dan tinggal di sebuah gubuk terpencil di tepi hutan.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Tiap hari Rahmah keluar menjual sisa-sisa barang miliknya untuk dibelikan makanan. Hingga akhirnya sisa barang yang dimilikinya ludes. Dalam keadaan kelaparan, Rahmah kemudian mencari pekerjaan, dia diterima disebuah pabrik roti. Tetapi, ketika diketahui bahwa dia adalah istri Ayyub, pemilik pabrik roti itu buru-buru memecatnya,takut kalau nanti rotinya gak laku.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Karena merasa putus asa Rahmah kemudian memotong rambutnya yang panjang dan ikal untuk dijual sekedar digunakan membeli roti. Ketika pulang ditengah jalan ia bertemu dengan seorang tabib.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Hai Rahmah,engkau istri Ayyub bukan?" sapa tabib itu.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Suamimu akan bisa sembuh jika dia mau minum sebotol arak. Bawalah ini berikan kepada suamimu!"</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Tanpa pikir panjang lagi Rahmah menerima arak yang disodorkan tabib itu.Dengan perasaan gembira ia pulang dengan mempercepat langkahnya. Sesampai dirumah Rahmah langsung menemui Ayyub. Betapa terkejutnya dan marah Ayyub ketika melihat kepala istrinya yang telah di potong rambutnya untuk dijual. Lebih marah lagi ketika Rahmah menceritakan pertemuannya dengan seorang tabib di tengah jalan tadi.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Dia memberikan obat agar kau dapat sembuh dari penyakitmu." kata Rahmah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Obat apa itu?" tanya Ayyub tidak senang</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Arak." jawab Rahmah</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Haram!" teriak Ayyub dengan murka. "Apakah kau akan menyeretku ke neraka, hah! Keluar kamu dan pergi dari sini! Awas, bila nanti badanku sudah sembuh, akan kucambuk kau seratus kali!"</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Sambil menangis Rahmah keluar. Hatinya sangat sedih bukan karena diusir, tetapi karena memikirkan suaminya. Seandainya dia pergi siapa yang akan merawatnya? Dengan bingung dan gelisah Rahmah berkeliaran kesana kemari seharian. Menjelang sore,ia tak tak tahan lagi. Karena sangat cintanya pada suami, ia cepat-cepat kembali ke gubuknya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Begitu memasuki gubuk Rahmah menjadi terkejut, Ayyub tidak lagi berada diatas pembaringannya.Kemanakah dia? Siapakah yang membawanya? Sebab tidak mungkin suaminya itu bangun sendiri dari tempat tidurnya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Rahmah menangis sedih sambil duduk bersedeku, dua telapak tangannya menutup wajahnya.Tiba-tiba sebuah tangan seorang lelaki mengelus pundaknya dengan mesra dari belakang. Rahmah menjadi terkejut,ia menoleh sambil menjerit. Di belakangnya telah berdiri seorang lelaki yang tidak dikenalnya, meskipun wajahnya mirip dengan suaminya ketika masih sehat dulu. Lelaki itu nampak cakep, bersih dan sehat. Bau tubuhnya pun sangat harum.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Siapa engkau? Sungguh kurang ajar dirimu yang tak memiliki kesopanan!" Teriak Rahmah dengan marah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">" Aku Ayyub,suamimu." jawab lelaki itu sambil tersenyum</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Ayyub....?" tanya Rahmah seakan tidak percaya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">" Ya. Ketika engkau pergi, tiba-tiba terpancar air di depanku. Hawanya panas dan berbau belerang. Aku diperintahkan Allah untuk mandi dengan air itu dan membersihkan badanku. Selesai mandi beberapa saat,sedikit demi sedikit kudis yang menempel di kulitku rontok. Kulitku kembali bersih seperti dulu. Dan inilah aku sekarang, suamimu."</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Betapa gembira dan bahagianya Rahmah melihat suaminya sembuh dari penyakitnya. Mereka kemudian berpelukan, merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Setelah itu Ayyub mengambil dahan ranting kecil sebanyak seratus batang lalu diikat menjadi satu. Rahmah dipukulnya sekali untuk membayar ancamannya ketika marah kepada istrinya beberapa waktu lalu. Selanjutnya mereka hidup bahagia serta menurunkan Nabi-nabi di belakang hari.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Maha suci Allah yang telah menciptakan manusia semulia Ayyub. Ia tak pernah membenci Allah dengan takdirnya, tak pula ia merasa bahwa Tuhan yang dicintainya itu tak adil terhadapnya. Semakin berat sakit yang dirasa, semakin cinta Ayyub kepada Allah. Dan mulianya Ayyub, semakin parah penyakitnya semakin ia tersenyum. Allah dan para malaikat pun kan tersenyum oleh kesabaran lelaki mengagumkan itu.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Nabi Ayyub tetap ingat Allah dalam keadaan suka dan duka. Ketika dalam keadaan suka ia tetap mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Allah. Ketika dalam duka iapun tetap sabar, ikhlas dan keimanan beliau malah semakin bertambah.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Berbeda dengan kita, ketika kita ingin mencapai suatu kenikmatan dariNya kita sering berdoa meminta kepada allah. Sholat, zakat, puasa dan amalan-amalan lain rela kita lakukan tetapi setelah Allah memberikan kenikmatan kepada kita, kita perlahan-lahan “melupakanNya”.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Musibah yang menimpa kita menandakan cinta Allah kepada kita. Musibah merupakan pertanda Allah kepada kita untuk kembali “mengingatNya”. Allah takut kalau kita menjadi orang lalai karena kenikmatan; kenikmatan yang diberikanNya. Maka dari itu sabar dan ikhlaslah dalam menghadapi cobaan dari Allah. Jangan sedih ketika ada musibah dan jangan lalai ketika ada nikmat.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Allah SWT berfirman:</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">“Dan (ingatlah kisah) Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya: (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al-Anbiya’: 83-84)</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Sambutlah saat duka cita Sebagai karunia,</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Karena suka maupun duka Datang daripadaNya.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Bila itu datang dari Dia, Mengapa menolaknya?</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
Tuhan selalu menyertai kita Dan mengawasi kita.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
Bila duka cita membawa manfaat, Ia memberi duka cita;</div>
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
Bila suka cita membawa manfaat, Ia memberi suka cita.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
Kedua-duanya kita peroleh Sesuai kehendakNya</div>
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
Jangan bersedih karena duka</div>
</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
Dan jangan lalai ketika suka</div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Ambillah hikmah walau darimana asalnya dan darimana datangnya, Lihatlah apa yg disampaikan dan jangan lihat siapa yg menyampaikan. Jika ada kebaikan maka Ambillah akan tetapi jika tidak ada atau bahkan hanya keburukan maka jauhilah. Kebenaran itu murni haq datangnya hanya dari Allah swt semata, jika ada kekurangan maka sudah jelas hamba inilah yg masih jauh dhoif dalam segala bidang. saya bukannya bermaksud mengajari ataupun sok pandai karena saya sendiri masih dalam taraf belajar. Ilmu itu adalah amanah yg harus disampaikan dan saya hanya berusaha menyampaikan apa yang saya miliki. Sampaikanlah walau cuma satu ayat.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Wallahu A'lam Bish Showab"</span></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Sumber : </span><a href="https://www.facebook.com/wisatahati.ustadzyusufmansur/posts/556464514424132">https://www.facebook.com/wisatahati.ustadzyusufmansur/posts/556464514424132</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Semoga bermanfaat!</span></span></b></div>
Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-47484845985648552052012-06-13T13:02:00.000+07:002012-06-13T13:02:53.551+07:00SURAT DARI ALLAH<br />
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Saat
kau bangun pagi hari,</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span><span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">AKU
memandangmu dan berharap engkau</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span><span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">akan
berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span><span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">meminta
pendapatKU atau bersyukur kepada-KU<br />atas sesuatu hal yang indah
yang terjadi<br />dalam hidupmu hari ini atau kemarin...<br /><br />Tetapi
AKU melihat engkau<br />begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi
bekerja<br />AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap,<br />AKU
tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti<br />dan menyapa-KU,
tetapi engkau terlalu sibuk..........</span></span><br />
<a name='more'></a><span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />Disatu tempat, engkau
duduk disebuah kursi<br />selama lima belas menit tanpa melakukan
apapun.<br />Kemudian AKU Melihat engkau menggerakkan kakimu.<br />AKU
berfikir engkau akan berbicara kepada-KU<br />tetapi engkau berlari ke
telephone<br />dan menghubungi seorang teman<br />untuk mendengarkan
kabar terbaru.<br /><br />AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja<br />dan
AKU menanti dengan sabar sepanjang hari.<br />Dengan semua kegiatanmu
AKU berfikir<br />engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu
kepadaKU.<br /><br />Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang
sekeliling,<br />mungkin engkau merasa malu untuk berbicara
kepada-KU,<br />itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan
kepalamu.<br />Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu<br />dan
melihat beberapa temanmu berbicara<br />dan menyebut namaKU dengan
lembut<br />sebelum menyantap rizki yang AKU berikan,<br />tetapi engkau
tidak melakukannya .......<br /><br />Masih ada waktu yang tersisa
dan<br />AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU,<br />meskipun saat
engkau pulang ke rumah kelihatannya<br />seakan-akan banyak hal yang
harus kau kerjakan.<br /><br />Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan
TV,<br />engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya,<br />tanpa
memikirkan apapun dan hanya<br />menikmati acara yang
ditampilkan.<br />Kembali AKU menanti dengan sabar<br />saat engkau
menonton TV dan menikmati makananmu<br />tetapi kembali kau tidak
berbicara kepadaKU..........<br /><br />Saat tidur, KU pikir kau merasa
terlalu lelah.<br />Setelah mengucapkan selamat malam kepada
keluargamu,<br />kau melompat ke tempat tidur dan tertidur
tanpa<br />sepatahpun nama-KU, kau sebut ......<br />Engkau menyadari
bahwa AKU selalu hadir untukmu.<br /><br />AKU telah bersabar lebih lama
dari yang kau sadari.<br />AKU bahkan ingin mengajarkan
bagaimana<br />bersabar terhadap orang lain.<br />AKU sangat
menyayangimu, setiap hari AKU menantikan<br />sepatah kata, do'a,
pikiran atau syukur dari hatimu.<br /><br />Keesokan harinya
......<br />engkau bangun kembali dan<br />kembali AKU menanti dengan
penuh kasih bahwa<br />hari ini kau akan memberi sedikit waktu<br />untuk
menyapa-KU ........<br /><br />Tapi yang KU tunggu ........<br />tak
kunjung tiba ......<br />tak juga kau menyapaKU.<br /><br />Subuh
........<br />Dzuhur .......<br />Ashar ..........<br />Magrib
.........<br />Isya dan<br />Subuh kembali,<br />kau masih mengacuhkan
AKU.....<br />tak ada sepatah kata,<br />tak ada seucap do'a,<br />dan tak
ada rasa,<br />tak ada harapan dan<br />keinginan untuk bersujud
kepada-KU..........<br /><br />Apa salah-KU padamu ......wahai
Ummat-KU?????<br />Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang
KU-berikan,<br />harta yang KU-relakan, makanan yang
KU-hidangkan,<br />anak-anak yang KU-rahmatkan,<br />apakah hal itu tidak
membuatmu ingat kepada-KU ............!!!!!!!<br /><br />Percayalah AKU
selalu mengasihimu .....<br />dan AKU tetap berharap suatu saat
engkau<br />akan menyapa-KU .....memohon perlindungan-KU<br />bersujud
menghadap-KU<br />Yang selalu menyertaimu setiap saat
........<br /><br />Note:</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Apakah kita memiliki cukup waktu untuk
mengirimkan surat ini kepada orang - orang yang kita sayangi??? Untuk
mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga saat
ini, datangnya hanya dari ALLAH TA’ALA semata.</span></span></div>
<br />
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sumber
:
<a href="http://www.facebook.com/pages/Kisah-Kisah-Teladan-Islami-Penuh-Hikmah/156341124419814">http://www.facebook.com/pages/Kisah-Kisah-Teladan-Islami-Penuh-Hikmah/156341124419814</a></span></span></span></div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="LEFT" style="margin-bottom: 0in;">
<b><span style="color: #333333;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Semoga
bermanfaat!</span></span></b></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-46813515917569516842012-06-12T10:13:00.001+07:002012-06-12T10:16:38.571+07:00SELALU ADA HIKMAH DIBALIK MUSIBAH<br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<b style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="color: #444444;">Assalaamu'alaikum
Wr. Wb.</span></b></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><br />
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sebuah
kapal penumpang karam di lautan dan hanya satu orang pria yang bisa
selamat dan terdampar di pulau kosong. Pria tersebut berdo'a kepada
Tuhan supaya berkenan menyelamatkannya. Setiap hari ia memandang ke
laut dan berteriak minta tolong, tetapi sayangnya tak ada satu pun
kapal yang terlihat dan menghampiri. Kemudia dia mulai mendirikan
sebuah gubuk kecil untuk berlindung dari panas, hujan dan binantang
buas. </span>
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><br />
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Akan
tetapi, suatu hari setelah pulang dari mengumpulkan makanan, ia
melihat gubuknya terbakar habis akibat tersambar api unggun. Semua
barangnya habis dilahap api, asap akibat gubuk yang terbakar itu
membumbung tinggi ke langit. Dalam keadaan sangat sedih, marah, dan
ketakutan yang hebat, pria iu berteriak kepada Tuhan, “Mengapa ini
terjadi? Mengapa Kau lakukan ini padaku?”</span></span></div>
<a name='more'></a><span style="color: #444444;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> </span>
</span><br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Keesokan
paginya ia terbangun dan dikejutkan oleh suara yang sangat keras.
Ternyata ada sebuah kapal yang berlabuh dan hendak menyelamatkan
dirinya. Dia bertanya, “Bagaimana kalian tahu aku ada disini?”
Salah satu awak kapal tersebut menjawab, “Kemarin, kami melihat
tanda asap yang kau kirimkan, jadi kami pun mendatangi pulai ini.”</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><br />
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Ternyata
musibah kebakaran yang ia alami malah menjadi tanda penyelamat
baginya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><br />
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Saudaraku,
dalam hidup ini kita tidak akan selalu menjalani seluruh episode
hidup kita sesuai dengan yang kita harapkan. Terkadang kebahagiaan
yang kita minta akan kita dapatkan dengan diselingi oleh sesuatu hal
yang tidak kita harapkan. Namun satu hal yang pasti, selama kita
mensyukuri setiap episode hidup ini, insya Allah semuanya akan terasa
indah meskipun itu adalah musibah.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444;"><br />
</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga
bermanfaat!</b></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-10776457275323784692012-06-11T13:23:00.000+07:002012-06-11T13:27:33.872+07:00MENUNGGU KSATRIA PEMETIK APEL YANG DINANTIKAN<br />
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Assalaamu'alaikum
Wr. Wb.</b></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<b style="color: #444444;"><br /></b></div>
</span><span style="color: #444444;"><div style="text-align: justify;">
“<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Suatu
saat di pagi yang cerah. Angin bertiup tenang. Sinar mentari lembut
menerangi alam. Tapi sayang, itu semua tidak dapat meredam kegundahan
hati sebuah apel yang berada tinggi nun di pucuk. Sejak seminggu lalu
Apel itu sibuk berfikir, kenapa aku tidak dipetik orang? Padahal…
kulitku licin mulus. Warnaku merah bersinar. Siapa yang melihat pasti
meluap-luap seleranya. Pasti mereka terbayang betapa manisnya rasaku.
Tapi… kenapa aku tidak dipetik orang?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Apel
tersebut memandang ke bawah. Heran, kenapa manusia lebih memilih
kawan-kawannya yang berada di bawah sana. Bukankah mereka tidak
mendapat udara yang bersih dan cahaya mentari seperti aku yang berada
di puncak ini? Bukankah kawan-kawanku itu banyak yang telah rusak
karena seranggga?</div>
</span><a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Apel
tersebut bingung memikirkan kenapa rekan-rekannya yang telah banyak
tersentuh dan penuh debu menjadi pilihan, bukan dirinya yang belum
tercemar dan dijamah orang. Apa kekurangan diriku?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Perasaan
rendah diri mulai merasuk. Makin lama makin kuat, diselangi rasa
kecewa dan bimbang. Murungnya tidak terbendung lagi. Lalu, pada pagi
yang damai dan indah itu, apel tersebut memutuskan menggugurkan
dirinya ke tanah. Ketika sudah berada dibawah, hatinya gembira bukan
kepalang. Sedetik lagi aku akan dipilih manusia. Warna merahku yang
berkilau dan kulitku yang licin mulus ini pasti mencairkan liur
mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Sang
apel menanti manusia beruntung itu. Sayang sekali, sampai malam tiba,
tiada seorang pun datang mengambilnya. Rasa gembira pun bertukar
menjadi risau dan sedih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Siang
berganti malam, hari berganti minggu. Kasihan... akhirnya apel
tersebut busuk di tanah menjadi makanan ulat dan serangga. Membusuk
dan terinjak-injak manusia.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Wanita
itu ibarat apel. Buah yang tidak berkualitas amat mudah dipetik,
dijamah dan diambil orang. Tapi apel yang berkualitas, tidak
terjangkau dan sulit dijamah orang. Susah dipetik, susah digapai.
Mahkota seorang gadis adalah Keimanan dan Ketakwaannya. Apabila
hilang iman dan takwanya, hancurlah pesonanya. Wanita sanggup
jatuhkan martabat tingginya supaya dijamah orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Wahai
wanita shalehah yang tinggi martabatnya… yang terpelihara
kehormatan dan izzahnya…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Bersabarlah!
Disaat tak ada yang memetik karena ketinggianmu. Janganlah obral
jiwamu hingga kau rela dipetik dan dijamah oleh siapapun. layaknya
seperti apel yang mudah dipetik di pinggir jalan. Tungulah, Allah
pasti mengirimkan orang yang bersedia memetikmu di ketinggian.
Ketinggian yang hanya bisa dipanjat dengan energi keimanan dan
ketakwaaan seseorang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Ya
Allah… Kutahu, betapa banyak “perhiasan dunia terindah ini”
mulai gundah. Gelisah menantikan seseorang. Sepertiga abad penantian
kadang tak cukup mendatangkan satria-satria pemetik apel yang
dinantikan. Wahai zat yang menguasai seluruh makhluk, jangan biarkan
wanita-wanita mulia ini lelah di ketinggian, hingga ia menjatuhkan
diri tersungkur dari kemuliaan. Teguhkan hati mereka. Selamatkan
mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
Ya
Tuhan kami, sesungguhnya mereka sangat memerlukan suatu kebaikan yang
Engkau turunkan kepada mereka… Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada
wanita-wanita shalehah jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati.
Wallahu a’lam bishshawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #444444;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber
: </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://kisahislami.com/">http://kisahislami.com</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<b style="color: #444444;">Semoga
bermanfaat!</b></div>
</span>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-19012149923731309122012-04-16T08:39:00.002+07:002012-04-16T08:39:32.586+07:00DIAM ITU EMAS<br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam
upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita
pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam
menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang
disabdakan Rasulullah saw, "<i>Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.</i>",
hadits diriwayatkan oleh Bukhari.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b><u>1.
Jenis-jenis Diam</u></b></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sesungguhnya
diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang
dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi
masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi
pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis
diam:</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">a.
Diam Bodoh</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Yaitu
diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa
karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau
kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini
jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">b.
Diam Malas</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Diam
jenis merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan
perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood,
tidak berselera atau malas.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">c.
Diam Sombong</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ini
pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan
anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">d.
Diam Khianat</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ini
diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain.
Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam
yang keji.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">e.
Diam Marah</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Diam
seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jauh
lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh
suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari
solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi
diamnya ini juga menambah masalah.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">f.
Diam Utama (Diam Aktif)</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Yang
dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan
perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap
menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding
dengan berbicara.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b><u>2.
Keutamaan Diam Aktif</u></b></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">a.
Hemat Masalah</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dengan
memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang
menimbulkan masalah.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">b.
Hemat dari Dosa</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dengan
diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis,
terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">c.
Hati Selalu Terjaga dan Tenang</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dengan
diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau
aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati
kita.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">d.
Lebih Bijak</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dengan
diam aktif berarti kita menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik,
diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh
lebih mendaam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan
arif.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">e.
Hikmah Akan Muncul</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Yang
tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif
adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang,
hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta
sikap dan perilakunya.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #4c4c4c; font-family: Arial, sans-serif;">f.
Lebih Berwibawa</b></div>
<span style="color: #4c4c4c;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tanpa
disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan
wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan
atau meremehkan.</span></div>
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selain
itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal,
seperti:</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1.
Diam dari perkataan dusta </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.
Diamdari perkataan sia-sia </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3.
Diam dari komentar spontan dan celetukan </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">4.
Diam dari kata yang berlebihan </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">5.
Diam dari keluh kesah </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">6.
Diam dari niat riya dan ujub </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">7.
Diam dari kata yang menyakiti </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">8.
Diam dari sok tahu dan sok pintar </span></span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Mudah-mudahan
kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah
ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini
diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik
perkataan yaitu kalimat tauhiid "<i>laa ilaha illallah</i>"
puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. <i>Aamiin</i></span></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i><br /></i></span></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #4c4c4c;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-75101918801469612472012-04-13T08:57:00.000+07:002012-04-13T08:57:08.653+07:00MENAKAR KEMULIAAN AKHLAK<br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Setiap
orang ingin merasakan kebahagiaan. Ada yang menyangka dengan
datangnya uang maka ia akan menjadi bahgia sehingga ia pun mencari
uang mati-matian. Ada juga yang menyangka bahwa kedudukan bisa
membuatnya bahagia, maka ia pun mencoba merebut kedudukan. Ada yang
menyangka penampilanlah yang akan membuatnya bahagia, maka
mati-matian ia mengikuti mode. Ada yang menyangka banyaknya pengikut
membuatnya bahagia, begitu seterusnya. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Setiap
kali kita membutuhkan sesuatu dari selain kita, kita menyangka bahwa
itulah yang akan membuat kita bahagia. Kita menggantungkan harapan
pada selain kita, selain Allah. Padahal semakin kita berarap orang
lain berbuat sesuatu untuk kita maka sebenarnya peluang bahagia itu
malah akan terus menurun. Kenapa? Ibarat cahaya matahari yang
memancar tanpa membutuhkan input dari luar, kebahagiaan yang hakiki
itu justru datang bukan dari seseorang atau dari sesuatu. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Salah
satu bentuk kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita hanya
menggantungkan segala urusan kepada Allah. Bagi orang yang mengenal
Allah dengan baik, dan ia tidak berharap banyak dari selain Allah,
itulah salah satu kebahagiaan. Maka bagi kita yang selama ini masih
sangat ingin dihargai, masih sangat ingin dihormati, masih sangat
ingin dibedakan oleh orang lain, masih sangat ingin diberi ucapan
terima kasih ketika melakukan sesuatu untuk orang lain, atau masih
sangat ingin dipuji, maka sebenarnya makin tinggi kebutuhan kita akan
penghargaan dari orang lain, itulah yang akan menyempitkan hidup
kita. Barang siapa yang berhasil lepas dari kebutuhan-kebutuhan
semacam itu, dan kita sudah mulai bisa menikmati indahnya memberikan
senyuman kepada orang lain dan bukannya diberi senyuman; atau
merasakan nikmatnya bisa menyapa orang lain dan bukan disapa,
nikmatnya menyalami dan bukan menunggu disalami, semakin kita tidak
berharap orang berbuat sesuatu untuk kita, maka inilah fondasi kita
dalam menikmati hidup ini. Kenyataan yang ada di masyarakat kita
dengan terjadinya beraneka kemunkaran, kezhaliman dan kejahatan, itu
disebabkan karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk dan
tidak kepada Allah. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Saudara-saudaraku
yang dimuliakan Allah, suatu ketika Rasulullah Saw. ditanya, "Ya
Rasulullah, mengapa engkau diutus ke bumi?" Maka jawaban
Rasulullah sangat singkat sekali, "Sesungguhnya aku diutus ke
bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." Menurut
Imam Al Ghazali, berdasarkan apa yang bisa saya fahami, akhlak itu
adalah respon spontan terhadap suatu kejadian. Pada saat kita diam,
tidak akan kelihatan bagaimana akhlak kita. Akan tetapi ketika kita
ditimpa sesuatu baik yang menyenangkan ataupun sebaliknya, respon
terhadap kejadian itulah yang menjadi alat ukur akhlak kita. Kalau
respon spontan kita itu yang keluar adalah kata-kata yang baik,
mulia, berarti memang sudah dari dalamlah kemuliaan kita itu. Tanpa
harus dipikir banyak, tanpa harus direkayasa, sudah muncul kemuliaan
itu. Sebaliknya kalau kita memang sedang dikalem-kalem, tiba-tiba
terjadi sesuatu pada diri kita, misalnya sandal kita hilang, atau ada
orang yang menyenggol, mendengar bunyi klakson yang nyaring lalu
tiba-tiba sumpah serapah yang keluar dari mulut kita, maka lemparan
yang keluar sebagai respon spontan kita itulah yang akan menunjukkan
bagaimana akhlak kita. Maka jika bertemu dengan orang yang meminta
sumbangan lalu kita berfikir keras diberi atau jangan. Kita berfikir,
kalau dikasih seribu, malu karena nama kita ditulis, kalau diberi
lima ribu nanti uang kita habis. Terus... berfikir keras hingga
akhirnya kita pun memberi akan tetapi niatnya sudah bukan lagi dari
hati kita karena sudah banyak pertimbangan. Padahal keinginan kita
semula adalah untuk menolong. Kalau sudah demikian, sebetulnya bukan
akhlak dermawan yang muncul. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Saudar-saudaraku
sekalian, inilah sekarang paling menjadi masalah bagi peradaban kita.
Kita mempunyai anak, dia memiliki gelar yang bagus, sekolahnya pun di
tempat yang bergengsi, tapi akhlaknya jelek, maka tidak ada artinya.
Kita punya dosen, gelarnya berderet banyak, rumahnya pun mentereng,
tapi jikalau akhlaknya, celetuk-celetukannya atau sinisnya tidak
mencerminkan struktur keilmuan seperti yang dimilikinya, maka
jatuhlah ia. Ada orang yang dianggap dituakan, tetapi akhlaknya
jelek, maka walaupun ia dituakan, dia gagal mendapatkan penghormatan.
Atau kita punya atasan, seorang pejabat yang bagus karirnya akan
tetapi akhlaknya, ...masya Allah, sudah punya isteri tapi ia dikenal
berzina dengan perempuan lain, di kantor ia mengambil harta dengan
cara tidak halal, maka jatuhlah ia. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sekarang
ini krisis terbesar kita memang krisis akhlak. Oleh karena itu, saya
sependapat dengan seorang pengusaha terkenal dari Jepang yang
mengatakan bahwa jikalau seseorang ingin memimpin perusahaan dengan
baik, maka sebetulnya <i>skill</i> atau keahlian itu cukup 10% saja,
yang 90% adalah akhlak. Karena akhlak yang baik, orang yang cerdas
pun mau bergabung denganya. Mereka merasa aman, merasa
tersejahterakan lahir batinnya. Akibatnya, berkumpulah para ahli.
Kemudian kepada mereka diberikan motivasi dengan akhlak yang baik
maka jadilah sebuah prestasi yang besar. Oleh karena itu sebenarnya
kesuksesan itu adalah milik orang yang berakhlak mulia. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sekedar
ilustrasi, suatu saat sedang terjadi dialog antara suami dan isteri.
Sang isteri menginginkan anaknya menjadi bintang kelas, akan tetapi
sang suami mengatakan bahwa bintang kelas itu bukan alat ukur
kesuksesan anak sekolah. Menjadi bintang kelas itu tidak harus, tidak
wajib. Yang wajib bagi anak itu adalah memiliki akhlak yang mulia.
Apalah artinya ia menjadi bintang kelas apabila kemudian ia jadi
terbelenggu oleh keinginan dipuji teman-temannya. Jadi dengki
terhadap orang-orang yang pandai dikelasnya, atau menjadi takabbur
karena kepandaiannya itu. Apa artinya bintang kelas seperti ini?
Lebih baik lagi jika kita bangun mental anak kita lebih bagus, matang
pada tiap tahapannya. Kalaupun suatu saat ia ditakdirkan menjadi
bintang kelas, maka itu adalah buah dari pemikirannya. Sementara itu
ia pun sudah siap denga mentalnya: tidak dengki, tidak iri, tidak
jadi sombong. Nilai ini tentunya jadi lebih bagus daripada nilai
menjadi bintang kelasnya. Apalah artinya kita lulus terbaik jika
kemudian menjadi jalan ujub takabbur. Lulus itu hanya nilai,nilai,
nilai.... </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Saudara-saudara
sekalian, inilah yang sepatutnya menjadi bahan pemikiran kita. Kita
berbicara seperti ini sebenarnya bukan untuk memikirkan seseorang.
Siapa yang akhlaknya demikian, demikian... Kita berbicara seperti ini
adalah untuk memikirkan diri kita sendiri. Apakah saya itu berakhlak
benar atau tidak? Bagaimana cara melihatnya? Ya, lihat saja kalau
kita mendapati masalah. Bagaimana respon spontan kita? Bagaimana
struktur kata-kata kita, raut wajah kita? Apakah kita cukup
temperamental? Apakah kata-kata kita keji, menyakiti, arogan? Itulah
diri kita. Kesuksesan dan kegagalan itu bergantung pada hal semacam
ini. Bergantung apa yang kita lakukan. Apakah dengan DT bisa menjadi
sebesar ini sudah menjadi tanda kesuksesan? Belum. Masih jauh. Kalau
hanya alat ukur kemajuan bertambahnya bangunan atau tanah, ah...
orang-orang kafir juga bisa melakukannya. Kalau hanya sekedar jama'ah
berhimpun banyak, itupun gampang. Tetapi apakah dakwah ini telah
mampu merobah akhlak kita? Itulah alat ukurnya. </span>
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sering
diungkapkan, bagaimana ukuran kesuksesan seseorang dalam berdakwah?
Gampang. Kesuksesan seseorang yang berdakwah adalah apakah dirinya
pun bisa berubah menjadi lebih baik atau tidak? Kalau hanya berbicara
seperti ini, mengeluarkan dalil tapi yang bersangkutan akhlaknya
tidak berubah, itu malah mencemarkan agama. Kesuksesan dakwah bukan
karena banyaknya pendengar atau jumlah jama'ah karena dakwah itu
bukan sekedar menikmati kata-kata. Kesuksesan berdakwah adalah ketika
yang berdakwah ini pun semakin baik akhlaknya, semakin tinggi nilai
kepribadiannya. Insya Allah. Mudah-mudahan keluhuran pribadi itulah
yang menjadi alat dakwah kita. Bukan hanya mengandalkan kekuatan
kata-kata belaka.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-68389984632039372822012-04-12T08:55:00.001+07:002012-04-12T09:18:57.447+07:00BERHENTI MENGELUH DAN MULAILAH BERSYUKUR<b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b><br />
<b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;"><br /></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini telah menjadi suatu kebiasaan. Kalau Kita termasuk orang yang suka mengeluh maka ketahuilah bahwa kebiasaan mengeluh tidak akan membuat situasi yang Kita hadapi menjadi lebih baik, malahan hanya akan menguras energi Kita dan menciptakan perasaan negatif yang tidak memberdayakan diri Kita.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Coba tanyakan pada diri Anda sendiri, apabila seandainya, Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu mengucapkan kata-kata positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Saya yakin jawaban Anda adalah teman yang pertama, karena pada dasarnya semua orang senang berhubungan dengan orang-orang positif yang kata-katanya membangun, menghibur, menguatkan.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Kita sering mengeluh? Kita mengeluh karena Kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan atau keinginan Kita. Dan Kita perlu sadari bahwa hal ini akan terjadi hampir setiap hari dalam kehidupan yaitu kenyataan yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan apa yang Kita inginkan.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi cara mengatasinya sebenarnya mudah, Kita hanya perlu belajar bersyukur dalam segala keadaan yang kita hadapi.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagai contoh, jika Anda sering mengeluh dengan pekerjaan, Anda perlu tahu berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia saat ini? Menurut informasi hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak punya pekerjaan, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda mengeluh karena jalanan sering macet saat Anda mengemudi, untuk hal ini ketahuilah bahwa ada jutaan orang yang tidak memiliki kendaraan pribadi seperti Anda.</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, ''Sinta, Sinta''. Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Sinta'.' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuni lain itu terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Sinta, Sinta". Orang ini juga punya masalah dengan Sinta? '' tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, '' Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu''.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Percayalah bahwa di balik semua hal yang kita sering keluhkan pasti ada hal yang dapat kita syukuri. Para ahli psikologi mengatakan "Sikap bersyukur adalah emosi yang tersehat". Seorang pakar stress bernama Hans Seyle juga berkata, "Sikap bersyukur menghasilkan energi emosional lebih daripada sikap yang lain dalam hidup ini". Yang menarik adalah Kita selalu dapat memilih dalam setiap kejadian yang dihadapi apakah Kita akan mengeluh atau bersyukur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada cerita mengenai seorang pengusaha yang terbangun di sebuah rumah sakit dan istrinya yang setia sedang mendampinginya menjalani perawatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pria ini berkata pada Istrinya, "Kamu tahu waktu pertama kali kita menikah usaha kita bangkrut dan Engkau ada di sisiku, setelah itu di tahun kedua pernikahan kita harta benda yang telah aku kumpul buat masa depan keluarga kita lenyap dicuri orang namun Kamu masih tetap setia menemaniku. Selanjutnya lagi saat rumah yang telah kita cicil mengalami kebakaran Engkau pun di sisiku juga. Melalui semua itu Kamu selalu di sisiku".</div>
<div style="text-align: justify;">
Istrinya menjawab, "Ya aku akan selamanya setia berada di sisimu suamiku dalam keadaan apapun".</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengusaha ini berkata, "Sekarang aku terbaring lemah di rumah sakit, Kamu tetap ada di sisiku".</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia menjawab, "Pasti, aku selalu bersedia ada di sisimu".</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian pengusaha ini berkata lagi, "Makanya sekarang aku mulai berpikir bahwa kehadiranmulah yang menjadi pembawa semua kesialan ini".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Herannya ada orang-orang tertentu yang memang tidak paham bagaimana cara bersyukur dan orang-orang seperti ini kelihatannya tidak pernah dapat melihat sesuatu hal yang baik ataupun positif karena pandangannya cuma tertuju pada hal yang buruk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulai ambil waktu untuk bersyukur setiap hari. Bersyukurlah atas pekerjaan Kita, kesehatan Kita, keluarga Kita atau apapun yang dapat Kita syukuri. Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Kita akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Kita, karena Kita dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan karena Kita terlalu sibuk mengeluh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau semakin banyak Kita bersyukur atas apa yang Kita miliki, maka semakin banyak hal yang akan Kita miliki untuk disyukuri. Berarti semakin banyak Kita mengeluh atas masalah yang Kita alami, maka jangan heran jika rasanya semakin banyak masalah yang Kita alami untuk dikeluhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan mengeluh bila Kita menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Kita sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh, coba beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan kembangkan sikap penuh syukur lalu lihatlah perubahan dalam hidup Kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : <a href="http://haryantokandani.com/">http://haryantokandani.com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Semoga bermanfaat!</b></div>
</span><br />
<div style="background-color: white; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #222222; font-family: Arial, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-63056805060327783002012-04-11T08:22:00.000+07:002012-05-09T08:56:04.188+07:00PASIR DAN MUTIARA<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="text-align: justify;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Diceritakan, Ada seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menapakkan langkah, mencoba terjun ke masyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Sayang, harapannya tak sesuai kenyataan. Penolakan demi penolakan justru diterimanya. Tapi, saat diterima pun, ternyata pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.</span><br />
<div>
</div>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat
dia pindah ke perusahaan lain, dan kemudian berpindah lagi, keadaan
pun tidak jauh berbeda. Kekecewaannya berulang lagi. Ia merasa kecewa
pada perusahaan, kecewa pada diri sendiri, dan kecewa pada penerimaan
orang lain terhadap dirinya yang tidak sesuai dengan harapannya.
Semua itu menyebabkan dia semakin hari merasa semakin stres, dan
akhirnya berniat mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk
mewujudkan niatnya, dia memilih lautan sebagai tempat untuk bunuh
diri. Setibanya di tepi laut yang berombak besar, segera niatnya
dilaksanakan. Dia pun berlari mengejar ombak dan melemparkan dirinya
ke dalam gelombang air pasang yang siap menelan tubuhnya. Tetapi
usahanya gagal! Beberapa kali ia mencoba, juga gagal lagi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat
itu, ada pria setengah baya yang kebetulan melihat ulah si pemuda dan
segera menghampirinya. Orang itu lantas bertanya kepadanya, "Hei
anak muda, kenapa engkau mau mengakhiri hidupmu dengan jalan pintas
seperti ini?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan
muka sedih dan kepala tertunduk, si pemuda menjawab, "Hidupku
sungguh tidak berarti. Aku gagal! Aku kecewa pada perusahaan tempatku
bekerja. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku juga kecewa pada
masyarakat yang meremehkan dan memandang rendah diriku. Untuk apa
lagi aku hidup seperti ini?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Anak
muda, caramu berpikir itu salah! Pantas kamu mengambil jalan pintas
seperti ini. Lihatlah ini," bapak itu berkata sambil tangannya
mengambil sejumput pasir dan kemudian melemparkan ke depan. Pasir itu
pun segera terserak bersama pasir yang lain. Setelah itu, dia
berkata, "Pungutlah pasir yang saya lempar tadi."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Ah,
mana mungkin pasir itu bisa saya pungut lagi," jawab si pemuda
keheranan, tak tahu apa maksud bapak itu menyuruhnya seperti itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melihat
pemuda itu tampak tak mengerti maksud perintahnya, bapak itu kemudian
ganti mengambil suatu benda dari kantong sakunya dan berkata,
"Sekarang, pungutlah mutiara ini." Paman itu lantas
melemparkan mutiara dari kantongnya, sama seperti pasir tadi.
Dengan segera dipungutlah mutiara itu oleh si pemuda. Mudah sekali!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Nah
anak muda, dirimu saat ini, sama seperti butir pasir di pantai, tidak
berbeda dengan pasir-pasir yang lainnya. Kalau kamu ingin diakui
keberadaanmu dan memperoleh perhargaan dari orang lain, maka jadilah
seperti mutiara ini. Tetapi, untuk bisa menjadi mutiara, perlu waktu
dan perjuangan yang tidak ringan. Maka, berhentilah mengeluh dan
menyalahkan orang lain. Belajar dan poleslah diri dengan
sungguh-sungguh dan jadilah mutiara di kemudian hari."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Si
pemuda spontan menjabat erat tangan bapak itu, "Terima kasih
Pak, saya memang salah. Sekarang saya sadar dan mengerti. Saya
berjanji akan berubah dan memoles diri dengan keras untuk menjadi
mutiara sejati." Maka, si pemuda segera bergegas, ingin memulai
harinya yang baru dengan semangat untuk jadi mutiara yang berharga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pembaca yang bijaksana,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat
kita sadar dan mengerti bahwa meraih kesuksesan itu membutuhkan
proses dan perjuangan, maka mentalitas kita akan semakin kuat. Dengan
keberanian, ketekunan, dan keuletan, kita siap menghadapi setiap
rintangan yang muncul, untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang
jauh lebih bernilai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mutiara
yang indah lahir dari proses alam yang cukup lama. Demikian juga diri
kita. Untuk menjadi orang yang dihargai, disegani, dan dihormati,
juga perlu pengorbanan dan proses yang berliku dan memakan waktu
lama. Tapi, dengan satu tujuan yang pasti, kerja keras, tekad baja,
kita akan benar-benar menjadi mutiara yang berharga bagi diri sendiri
dan orang lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak ada sukses tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan tanpa diiringi peluh keringat dan kerja keras. Maju terus dan poles diri dengan semangat pantang menyerah! Raih kesuksesan dengan langkah pasti!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sumber : <strong></strong><strong><a href="http://www.andriewongso.com/">http://www.andriewongso.com</a></strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b></b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semoga bermanfaat!</b></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>
</b></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">
</span>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-51363691793642881402012-04-10T09:01:00.000+07:002012-04-11T08:39:48.949+07:00LUPAKAN JASA DAN KEBAIKAN DIRI<br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Semakin
kita sering menganggap diri penuh jasa dan penuh kebaikan pada orang
lain, apalagi menginginkan orang lain tahu akan jasa dan kebaikan
diri kita, lalu berharap agar orang lain menghargai, memuji, dan
membalasnya maka semua ini berarti kita sedang membangun penjara
untuk diri sendiri dan sedang mempersiapkan diri mengarungi samudera
kekecewaan dan sakit hati.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ketahuilah
bahwa semakin banyak kita berharap sesuatu dari selain Allah SWT,
maka semakin banyak kita akan mengalami kekecewaan. Karena, tiada
sesuatu apapun yang dapat terjadi tanpa ijin Allah. Sesudah
mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan
orang untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan terkecewakan
karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi
kerugian di akhirat karena amal yang dilakukan berarti tidak tulus
dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan karena Allah.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selayaknya
kita menyadari bahwa yang namanya jasa atau kebaikan kita terhadap
orang lain, </span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, sans-serif;">sesungguhnya bukanlah kita berjasa melainkan Allah-lah
yang berbuat, dan kita dipilih menjadi jalan kebaikan Allah itu
berwujud. Sesungguhnya terpilih menjadi jalan saja sudah lebih dari
cukup karena andaikata Allah menghendaki kebaikan itu terwujud
melalui orang lain maka kita tidak akan mendapat ganjarannya.</span><br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jadi,
ketika ada seseorang yang sakit, lalu sembuh berkat usaha seorang
dokter. Maka, seberulnya bukan dokter yang menyembuhkan pasien
tersebut, melainkan Allah-lah yang menyembuhkan, dan sang dokter
dipilih menjadi jalan. Seharusnya dokter sangat berterima kasih
kepada sang pasien karena selain telah menjadi ladang pahala untuk
mengamalkan ilmunya, juga telah menjadi jalan rizki dari Allah
baginya. Namun, andaikata sang dokter menjadi merasa hebat karena
jasanya, serta sangat menuntut penghormatan dan balas jasa yang
berlebihan maka selain memperlihatkan kebodohan dan kekurangan
imannya juga semakin tampak rendah mutu kepribadiannya (seperti yang
kita maklumi orang yang tulus dan rendah hati selalu bernilai tinggi
dan penuh pesona). Selain itu, di akhirat nanti niscaya akan termasuk
orang yang merugi karena tidak beroleh pahala ganjaran.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Juga,
tidak selayaknya seorang ibu menceritakan jasanya mulai dari
mengandung, melahirkan, mendidik, membiayai, dan lain-lain
semata-mata untuk membuat sang anak merasa berhutang budi. Apalagi
jika dilakukan secara emosional dan proporsional kepada anak-anaknya,
karena hal tersebut tidak menolong mengangkat wibawa sang ibu bahkan
bisa jadi yang terjadi adalah sebaliknya. Karena sesungguhnya sang
anak sama sekali tidak memesan untuk dilahirkan oleh ibu, juga semua
yang ibunya lakukan itu adalah sudah menjadi kewajiban seorang ibu.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Percayalah
bahwa kemuliaan dan kehormatan serta kewibawaan seorang ibu/bapak
justru akan bersinar-sinar seiring dengan ketulusan ibu menjalani
tugas ini dengan baik, Insya Allah. Allah-lah yang akan menghujamkan
rasa cinta di hati anak-anak dan menuntunnya untuk sanggup berbalas
budi.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang
guru juga harus bisa menahan diri dari ujub dan merasa berjasa kepada
murid-muridnya. Karena memang kewajiban guru untuk mengajar dengan
baik dan tulus. Dan memang itulah rizki bagi seseorang yang
ditakdirkan menjadi guru. Karena setiap kebaikan yang dilakukan
muridnya berkah dari tuntunan sang guru akan menjadi ganjaran tiada
terputus dan dapat menjadi bekal penting untuk akhirat. Kita boleh
bercerita tentang suka duka dan keutamaan mengajar dengan niat
bersyukur bukan ujub dan takabur.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Perlu
lebih hati-hati menjaga lintasan hati dan lebih menahan diri
andaikata ada salah seorang murid kita yang sukses, jadi orang besar.
Biasanya akan sangat gatal untuk mengumumkan kepada siapapun tentang
jasanya sebagai gurunya plus kadang dengan bumbu penyedap cerita yang
kalau tidak pada tempatnya akan menggelincirkan diri dalam riya dan
dosa.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Andaikata
ada sebuah mobil yang mogok lalu kita membantu mendorongnya sehingga
mesinnya hidup dan bisa jalan dengan baik. Namun ternyata sang supir
sama sekali tidak berterima kasih. Jangankan membalas jasa, bahkan
menengok ke arah kita pun tidak sama sekali.. andaikata kita merasa
kecewa dan dirugikan lalu dilanjutkan dengan acara menggerutu,
menyumpahi, lalu menyesali diri plus memaki sang supir. Maka
lengkaplah kerugiannya lahir maupun batin. Dan tentu saja amal pun
jadi tidak berpahala dalam pandangan Allah karena tidak ikhlas, yaitu
hanya berharap balasan dari makhluk.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seharusnya
yang kita yakini sebagai rizki dan keberuntungan kita adalah takdir
diri ini diijinkan Allah bisa mendorong mobil. Silahkan bayangkan
andaikata ada mobil yang mogok dan kita tidak mengetahuinya atau kita
sedang sakit tidak berdaya, niscaya kita tidak mendapat kesempatan
beramal dengan mendorong mobil. Atau diri ini sedang sehat perkasa
tapi mobil tidak ada yang mogok, lalu kita akan mendorong apa?</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Takdir
mendorong mobil adalah investasi besar, yakni kalau dilaksanakan
penuh dengan ketulusan niscaya Allah yang Maha Melihat akan
membalasnya dengan balasan yang mengesankan. Bukankah kita tidak tahu
kapan kita akan mendapatkan kesulitan di perjalanan, maka takdir
beramal adalah investasi.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mari
kita bersungguh-sungguh untuk terus berbuat amal kebajikan sebanyak
mungkin dan sesegera mungkin. Setelah itu mari kita lupakan seakan
kita tidak pernah melakukannya, cukuplah Allah yang Maha Melihat saja
yang mengetahuinya. Allah SWT pasti menyaksikannya dengan sempurna
dan membalasnya dengan balasan yang sangat tepat baik waktu, bentuk,
ataupun momentumnya. Salah satu ciri orang yang ikhlas menurut Imam
Ali adalah senang menyembunyikan amalannya bagai menyembunyikan
aib-aibnya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selamat
berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling cepat
melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan jauh
lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah.***</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-50991778860310331092012-04-05T10:54:00.003+07:002012-04-05T10:55:41.286+07:00MENGENDALIKAN AMARAH<br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Hikam :</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dan bergeraklah menuju ampunan Allah yang memiliki surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan untuk orang-orang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang suka menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang, Allah menunjuki orang-orang yang suka berbuat kebajikan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Marah itu dapat merusak iman, seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu. Tidaklah dikatakan pemberani karena seseorang cepat meluapkan amarahnya. Seorang pemberani adalah orang yang dapat menguasai diri dan hawa nafsunya ketika dia marah.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dari Abu Hurairah, bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: "Berilah nasehat kepadaku, Rasulullah bersabda janganlah kamu marah lalu beliau mengulanginya janganlah kamu marah."</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Amarah tidak mutlak seratus persen terlarang karena amarah itu bagian dari karunia Allah swt. Yang harus kita ketahui amarah bagaimana</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, sans-serif;">yang bisa membawa barokah dan amarah bagaimana yang bisa mendatangkan musibah.</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menurut Rasulullah marah itu seperti jadam yang merusak manisnya madu. Sekuat apapun keimanan seseorang kalau dia pemarah bisa rusak keimanannya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ada orang yang lambat marahnya, lambat redanya dan lama bermusuhannya, ini termasuk marah yang jelek. Ada juga orang yang cepat marah cepat juga redanya, ini termasuk marah yang kurang bagus. Ada juga orang yang cepat marah dan lambat redanya, ini termasuk marah yang paling jelek. Dan yang paling bagus adalah lambat marahnya cepat redanya</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Berbahagialah bagi orang yang punya kesadaran untuk menahan amarahnya, bukan tidak boleh marah tapi tahan sekuat-kuatnya. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat ramah, sopan kepada kita, makin banyak harapan kita kepada orang makin berpeluang kita sakit hati, jadi kita tidak bisa memaksa orang lain bersikap seperti yang kita inginkan. Yang harus kita usahakan, kita harus bisa menyikapi orang lain dengan sikap terbaik, apapun yang mereka lakukan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jadi kalau ada orang yang marah jangan ditentang tapi diterima, bukannya membenarkan kemarahan tapi memahaminya untuk damai. Dengan adanya amarah kita bela keluarga kita, dengan adanya amarah kita bela agama dan dengan adanya amarah kita bela orang lemah. </span> </div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah marah pada saat yang tepat dengan alasan yang tepat hasilnya manfaat. Seperti pada saat pembagian harta setelah perang Hunaim berakhir. Kaum anshor menyebut Rasul tidak adil. Rasul marah dan berkata: "Jika Allah dan rasulnya tidak adil maka siapa lagi yang adil. Marahnya Rasul singkat, punya makna, mendalam dan tidak meyakiti siapapun tapi membangkitkan kesadaran. Yang paling penting kalau kita marah orang bisa berubah menjadi lebih baik, tanpa terluka dan tanpa kita berperilaku dzalim.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menahan amarah adalah dengan cara, banyak istigfar banyak membaca taudz, berwudhu atau pindah dari tempat tersebut. Jangan biarkan kita berada di tempat yang memancing kemarahan dan jika kita sudah marah sebaiknya kita bertaubat kepada Allah swt.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-1923660242407827672012-04-02T08:49:00.000+07:002012-04-02T08:50:29.731+07:00Memperindah Hati<br />
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Setiap
manusia tentulah sangat menyukai dan merindukan keindahan. Banyak
orang yang menganggap keindahan adalah pangkal dari segala puji dan
harga. Tidak usah heran kalau banyak orang memburunya. Ada orang yang
berani pergi beratus bahkan beribu kilometer semata-mata untuk
mencari suasana pemandangan yang indah. Banyak orang rela membuang
waktu untuk berlatih mengolah jasmani setiap saat karena sangat ingin
memiliki tubuh yang indah. Tak sedikit juga orang berani
membelanjakan uangnya berjuta bahkan bermilyar karena sangat rindu
memiliki rumah atau kendaraan mewah.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Akan
tetapi, apa yang terjadi? Tak jarang kita menyaksikan betapa terhadap
orang-orang yang memiliki pakaian dan penampilan yang mahal dan
indah, yang datang ternyata bukan penghargaan, melainkan justru
penghinaaan. Ada juga orang yang memiliki rumah megah dan mewah,
tetapi bukannya mendapatkan pujian, melainkan malah cibiran dan
cacian. Mengapa keindahan yang tadinya disangka akan mengangkat
derajat kemuliaan malah sebaliknya, padahal kunci keindahan yang
sesungguhnya adalah jika seseorang merawat serta memperhatikan
kecantikan dan keindahan hati. Inilah pangkal kemuliaan sebenarnya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah
SAW pakaiannya tidak bertabur bintang penghargaan, tanda jasa, dan
pangkat. Akan tetapi, </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, sans-serif;">demi Allah sampai saat ini tidak pernah
berkurang kemuliaannya. Rasulullah SAW tidak menggunakan singgasana
dari emas yang gemerlap, ataupun memiliki rumah yang megah dan indah.
Akan tetapi, sampai detik ini sama sekali tidak pernah luntur pujian
dan penghargaan terhadapnya, bahkan hingga kelak datang akhir zaman.
Apakah rahasianya? Ternyata semua itu dikarenakan Rasulullah SAW
adalah orang yang sangat menjaga mutu keindahan dan kesucian hatinya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah
SAW bersabda, </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">"Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal
daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh
tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh
tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!" (HR. Bukhari dan
Muslim).</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Boleh
saja kita memakai segala apapun yang indah-indah. Namun, kalau tidak
memiliki hati yang indah, demi Allah tidak akan pernah ada keindahan
yang sebenarnya. Karenanya jangan terpedaya oleh keindahan dunia.
Lihatlah, begitu banyak wanita malang yang tidak mengenal moral dan
harga diri. Mereka pun tidak kalah indah dan molek wajah, tubuh,
ataupun penampilannya. Kendatipun demikian, mereka tetap diberi oleh
Allah dunia yang indah dan melimpah.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ternyata
dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan yang sesungguhnya karena
orang-orang yang rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan
yang melimpah ruah oleh Allah. Kunci bagi orang-orang yang ingin
sukses, yang ingin benar-benar merasakan lezat dan mulianya hidup,
adalah orang-orang yang sangat memelihara serta merawat keindahan dan
kesucian qalbunya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Imam
Al Ghazali menggolongkan hati ke dalam tiga golongan, yakni yang
sehat (qolbun shahih), hati yang sakit (qolbun maridh), dan hati yang
mati (qolbun mayyit).</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seseorang
yang memiliki hati sehat tak ubahnya memiliki tubuh yang sehat. Ia
akan berfungsi optimal. Ia akan mampu memilih dan memilah setiap
rencana atas suatu tindakan, sehingga setiap yang akan diperbuatnya
benar-benar sudah melewati perhitungan yang jitu berdasarkan hati
nurani yang bersih.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang
yang paling beruntung memiliki hati yang sehat adalah orang yang
dapat mengenal Allah Azza wa Jalla dengan baik. Semakin cemerlang
hatinya, maka akan semakin mengenal dia. Penguasa jagat raya alam
semesta ini. Ia akan memiliki mutu pribadi yang begitu hebat dan
mempesona. Tidak akan pernah menjadi ujub dan takabur ketika
mendapatkan sesuatu, namun sebaliknya akan menjadi orang yang
tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkatnya, akan membuatnya
semakin rendah hati. Kian melimpah hartanya, ia akan kian dermawan.
Semua itu dikarenakan ia menyadari, bahwa semua yang ada adalah
titipan Allah semata. Tidak dinafkahkan di jalan Allah, pasti Allah
akan mengambilnya jika Dia kehendaki.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Semakin
bersih hati, hidupnya akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai
apa saja, kendati sedikit, ia tidak akan habis-habisnya meyakini
bahwa semua ini adalah titipan Allah semata, sehingga amat jauh dari
sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yang terlontar dari
lisan Nabi Sulaiman AS, tatkala dirinya dianugerahi Allah berbagai
kelebihan, "Haadzaa min fadhli Rabbii, liyabluwani a-asykuru am
afkuru." (QS. An Naml [27] : 40). Ini termasuk karunia Tuhanku,
untuk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas
nikmat-Nya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Suatu
saat Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yang hatinya
bersih, semua itu tidak kalah terasa nikmatnya. Ujian dan persoalan
yang menimpa justru benar-benar akan membuatnya kian merasakan
indahnya hidup ini. Karena, orang yang mengenal Allah dengan baik
berkat hati yang bersih, akan merasa yakin bahwa ujian adalah salah
satu perangkat kasih sayang Allah, yang membuat seseorang semakin
bermutu.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dengan
persoalan akan menjadikannya semakin bertambah ilmu. Dengan persoalan
akan bertambahlah ganjaran. Dengan persoalan pula derajat kemuliaan
seorang hamba Allah akan bertambah baik, sehingga ia tidak pernah
resah, kecewa, dan berkeluh kesah karena menyadari bahwa persoalan
merupakan bagian yang harus dinikmati dalam hidup ini.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Oleh
karenanya, tidak usah heran orang yang hatinya bersih, ditimpa apapun
dalam hidup ini, sungguh bagaikan air di relung lautan yang dalam.
Tidak pernah akan berguncang walaupun ombak badai saling menerjang.
Ibarat karang yang tegak tegar, dihantam ombak sedahsyat apapun tidak
akan pernah roboh. Tidak ada putus asa, tidak ada keluh kesah
berkepanjangan. Yang ada hanya kejernihan dan keindahan hati. Ia amat
yakin dengan janji Allah, "Laa yukalifullaahu nafsan illa
wus’ahaa." (QS. Al Baqarah [2] : 286). Allah tidak akan
membebani seseorang, kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Pasti
semua yang menimpa sudah diukur oleh-Nya. Mahasuci Allah dari
perbuatan zhalim kepada hamba-hamba-Nya.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ia
sangat yakin bahwa hujan pasti berhenti. Badai pasti berlalu. Malam
pasti berganti menjadi siang. Tidak ada satu pun ujian yang menimpa,
kecuali pasti akan ada titik akhirnya. Ia tidak berubah bagai intan
yang akan tetap kemilau walaupun dihantam dengan apapun jua.</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Memang
luar biasa orang yang memiliki hati yang bersih. Nikmat datang tak
pernah membuatnya lalai bersyukur, sementara sekalipun musibah yang
menerjang, sama sekali tidak akan pernah mengurangi keyakinan akan
curahan kasih sayang-Nya. Semua itu dikarenakan ia bisa menyelami
sesuatu secara lebih dalam atas musibah yang menimpa dirinya,
sehingga tergapailah sang mutiara hikmah. Subhanallaah, sungguh
teramat beruntung siapapun yang senantiasa berikhtiar dengan
sekuat-kuatnya untuk memperindah qolbunya.***</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber
: Manajemen Qolbu – Aa Gym</span></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga
bermanfaat!</b></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-87778789535414506622012-04-01T10:45:00.000+07:002012-04-01T10:45:18.792+07:00Indahnya Kasih Sayang<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b><br /><br />Mahasuci Allah, zat yang mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang akan terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.<br /><br />Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang Allah Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih sayang di qolbunya.<br /><br />Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhatikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas.<br /><br />Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, <a name='more'></a>"Allah SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas kasihan dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (Allah SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (HR. Muslim)<br /><br />Dari hadits ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju laut, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.<br /><br />Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita menyayanginya dengan menyayangi kita dulu.<br /><br />Jangan meremehkan makhluk ciptaan Allah, sebab tidaklah Allah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang Allah ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari Allah Azza wa Jalla adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.<br /><br />Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di qolbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan hartanya akan habis atau bahkan jatuh miskin.<br /><br />Ingatlah bahwa hidupnya hati hanya bisa dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya mamfaat? Padahal hidup di dunia cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Insya Allah bagi yang telah tumbuh kasih sayang di qolbunya, Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menahkahkannya di jalan Allah, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula mengajarkannya kepada orang lain.<br /><br />Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan. Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, Insya Allah hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan berhati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya Allah.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-65675797197088816742012-03-30T08:03:00.001+07:002012-03-30T08:04:35.412+07:00Bunga Rampai Nasihat<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mudah-mudahan
Allah yang Maha Menguasai segala-galanya selalu membukakan hati kita
agar bisa melihat hikmah dibalik setiap kejadian apapun yang terjadi.
Yakinlah tidak ada satu kejadian pun yang sia-sia, tidak ada suatu
kejadian pun yang tanpa makna, sangat rugi kalau kita menghadapi
hidup ini sampai tidak mendapat pelajaran dari apa yang sedang kita
jalani. Hidup ini adalah samudera hikmah tiada terputus. Seharusnya
apapun yang kita hadapi, efektif bisa menambah ilmu, wawasan,
khususnya lagi bisa menambah kematangan, kedewasaan, kearifan diri
kita sehingga kalau kita mati besok lusa atau kapan saja, maka
warisan terbesar kita adalah kehormatan pribadi kita, bukan hanya
harta semata. Rindukanlah dan selalu berharap agar saat kepulangan
kita nanti, saat kematian kita adalah saat yang paling indah.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Harusnya
saat malaikat maut menjemput, kita benar-benar dalam keadaan siap,
benar-benar dalam keadaan khusnul khatimah. Harus sering dibayangkan
kalau saat meninggal nanti kita sedang bagus niat, sedang bersih
hati, keringat sedang bercucuran di jalan Allah SWT. Syukur-syukur
kalau nanti kita meninggal, kita sedang bersujud atau sedang berjuang
di jalan Allah. Jangan sampai kita mati sia-sia, seperti yang
diberitakan koran-koran tentang seorang yang meninggal sedang nonton
di bioskop. Terang saja buruk sekali orang yang meninggal di bioskop,
apalagi misalnya film yang ditontonnya film (maaf) “Gairah
Membara”, film maksiat, na’udzubillah. Dia akan “membara”
betulan di neraka nanti. Ingat maut adalah hal yang sangat penting.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tiada
kehormatan dan kemuliaan kecuali dari Engkau wahai Allah pemilik alam
semesta, yang mengangkat derajat siapa pun yang Engkau kehendaki dan
menghinakan siapa pun yang Engkau kehendaki, segala puji hanyalah
bagi-Mu dan milik-Mu. Shalawat semoga senantiasa terlimpah bagi
kekasih Allah, panutan kita semua Rasulullah SAW.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sahabat,
percayalah sehebat apapun harta, gelar, pangkat, kedudukan, atau
atribut duniawi lainnya tak akan pernah berharga jikalau kita tidak
memiliki harga diri. Apalah artinya harta, gelar, dan pangkat, kalau
pemiliknya tidak punya harga diri.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hidup di
dunia hanya satu kali dan sebentar saja. Kita harus
bersungguh-sungguh meniti karier kehidupan kita ini menjadi orang
yang memiliki harga diri dan terhormat dalam pandangan Allah SWT juga
terhormat dalam pandangan orang-orang beriman. Dan kematian kita pun
harus kita rindukan menjadi sebaik-baik kematian yang penuh
kehormatan dan kemuliaan dengan warisan terpenting kehidupan kita
adalah nama baik dan kehormatan kita yang tanpa cela, kehinaan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Langkah
awal yang harus kita bangun dalam karier kehidupan ini adalah tekad
untuk menjadi seorang muslim yang sangat jujur dan terpercaya sampai
mati. Seperti halnya Rasulullah SAW memulai karier kehidupannya
dengan gelar kehormatan Al Amin (seorang yang sangat terpercaya).</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kita
harus berjuang mati-matian untuk memelihara harga diri kehormatan
kita menjadi seorang muslim yang terpercaya, sehingga tidak ada
keraguan sama sekali bagi siapapun yang bergaul dengan kita, baik
muslim maupun non muslim, baik kawan atau lawan, tidak boleh ada
keraguan terhadap ucapan, janji, maupun amanah yang kita pikul.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Oleh
karena itu, <b>pertama</b>, jaga lisan kita. Jangan pernah berbohong
dalam hal apapun. Sekecil dan sesederhana apapun, bahkan betapa pun
terhadap anak kecil atau dalam senda gurau sekalipun. Harus
benar-benar bersih dan meyakinkan, tidak ada dusta, pastikan tidak
pernah ada dusta! Lebih baik kita disisihkan karena kita tampil apa
adanya, daripada kita diterima karena berdusta. Sungguh tidak akan
pernah bahagia dan terhormat menjadi seorang pendusta. (Tentu saja
bukan berarti harus membeberkan aib-aib diri yang telah ditutupi
Allah, ada kekuasaan tersendiri, ada kekhususan tersendiri. Jujur
bukan berarti bebas membeberkan aib sendiri).</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Kedua</b>,
jaga lisan, jangan pernah menambah-nambah, mereka-reka, mendramatisir
berita, informasi, atau sebaliknya meniadakan apa yang harus
disampaikan. Sampaikanlah berita atau informasi yang mesti
disampaikan seakurat mungkin sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Kita terkadang suka ingin menambah-nambah sesuatu atau bahkan
merekayasa kata-kata atau cerita. Jangan lakukan! Sama sekali tidak
akan menolong kita, nanti ketika orang tahu informasi yang
sebenarnya, akan runtuhlah kepercayaan mereka kepada kita.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Ketiga</b>,
jangan sok tahu atau sok pintar dengan menjawab setiap dan segala
pertanyaan. Nah, orang yang selalu menjawab setiap pertanyaan bila
tanpa ilmu akan menunjukkan kebodohan saja. Yakinlah kalau kita sok
tahu tanpa ilmu itulah tanda kebodohan kita. Yang lebih baik adalah
kita harus berani mengatakan “tidak tahu” kalau memang kita tidak
mengetahuinya, atau jauh lebih baik disebut bodoh karena jujur apa
adanya, daripada kita berdusta dalam pandangan Allah.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Keempat</b>,
jangan pernah membocorkan rahasia atau amanat, terlebih lagi
membeberkan aib orang lain. Jangan sekali-kali melakukannya. Ingat
setiap kali kita ngobrol dengan orang lain, maka obrolan itu jadi
amanah buat kita. Bagi orang yang suka membocorkan rahasia akan
jatuhlah harga dirinya. Padahal justru kita harus jadi kuburan bagi
rahasia dan aib orang lain. Yang namanya kuburan tidak usah
digali-gali lagi kecuali pembeberan yang sah menurut syariat dan
membawa kebaikan bagi semua pihak. Ingat, bila ada seseorang datang
dengan menceritakan aib dan kejelekan orang lain kepada kita, maka
jangan pernah percayai dia, karena ketika berpisah dengan kita, maka
dia pun akan menceritakan aib dan kejelekan kita kepada yang lain
lagi.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Kelima</b>,
jangan pernah mengingkari janji dan jangan mudah mengobral janji.
Pastikan setiap janji tercatat dengan baik dan selalu ada saksi untuk
mengingatkan dan berjuanglah sekuat tenaga dan semaksimal mungkin
untuk menepati janji walaupun dengan pengorbanan lahir batin yang
sangat besar dan berat. Ingat, semua pengorbanan menjadi sangat kecil
dibandingkan dengan kehilangan harga diri sebagai seorang pengingkar
janji, seorang munafik, na’udzubillah. Tidak ada artinya. Semua
pengorbanan itu kecil dibanding jika kita bernama si pengingkar
janji. Rasulullah SAW pernah sampai tiga hari menunggu orang yang
menjanjikannya untuk bertemu, beliau menunggu karena kehormatan bagi
beliau adalah menepati janji.***</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-59536187539639015192012-03-29T08:49:00.000+07:002012-03-29T08:49:52.966+07:00Buah Kebeningan Hati<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Saudara-saudaraku,
sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi
bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan
mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata,
terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain
senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan,
dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan
tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Betapa
tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh
lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari
yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih,
bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang
akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh
sungging senyuman tulus seperti ini.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Begitu
pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari
kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari
kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari
lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan
hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya
bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk
hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kesehatan
tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari
kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan
darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa
diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih
sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan
segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak
kepada umat.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang
yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya
tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi
berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas
dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang
berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu
kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik
yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan
setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati
seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih
mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam
melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati
ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal
pikirannya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Walhasil,
orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil
merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan
ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu
yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar
darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan
kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasakan kesan yang mendalam,
siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan
ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan
yang tak mudah dilupakan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dan,
Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat
membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan
berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap
saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi
tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab
dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula
do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a
tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang
dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan
dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pendek
kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa
bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi
juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Silahkan
bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk,
semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan
senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan
ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat,
licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat
orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus
menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila
perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat,
lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit.
Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan
buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan.
Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih
banyak berpikir tentang kezhaliman.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Oleh
karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu
untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk
memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan
bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah
tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih
rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas,
do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera
datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ternyata
hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk.
Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah
mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : "Sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 –
10).</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ingatlah
saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita
akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan
orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita
menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif
dengan bening hati, Insya Allah.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br />
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-33309980623265718742012-03-28T08:58:00.000+07:002012-05-07T16:06:12.475+07:00Membangkitkan Semangat Dalam Diri<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: Arial, sans-serif;">Assalaamu'alaikum
Wr. Wb.</b></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sering kali kita menjalani hidup ini tanpa adanya semangat, sehingga segala
aktivitas yang kita lakukan menjadi kurang bergairah. Tapi terkadang
juga kita memiliki semangat yang begitu dahsyat, sehingga hidup ini
terasa mudah dan menyenangkan.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Karakter
dari semangat itu adalah tidak tetap atau dengan kata lain dia
bersifat dinamis. Terkadang bertambah dan terkadang juga berkurang.
Pada saat dia bertambah, rintangan, masalah dan aktivitas seberat
apapun terasa mudah untuk dilakukan. Tapi sebaliknya, ketika dia
berkurang, hal-hal yang mudah sekalipun seringkali terasa sulit untuk
dikerjakan.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sahabatku,
jika kita renungkan dan pikirkan, ternyata SEMANGAT itu terlahir dari
sebuah MOTIVASI. Ketika kita memiliki Motivasi maka secara otomatis Semangat itu akan hadir dalam diri kita dan akan membuat kita
bergairah dalam beraktivitas. Adapun Motivasi itu ada, jika kita
memiliki sebuah HARAPAN dan </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">IMPIAN</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">yang ingin kita capai.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kita
ambil contoh, Ketika kita menyukai seseorang dan kita memimpikan dia
menjadi pasangan kita, maka tanpa kita sadari, timbullah motivasi
dalam diri kita untuk melakukan apa yang dia sukai atau ingin diri
kita ini terlihat sempurna di matanya. Akhirnya, </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">kebiasaan buruk kita
berubah menjadi baik. Yang tadinya suka datang ke kelas terlambat,
kini sudah tidak terjadi lagi, bahkan bisa lebih awal dari yang
lainnya. Kalau biasanya kerja ogah-ogahan, kini semangatnya melebihi
rekan-rekan kerja di kantornya. Yang tadinya perokok, bisa jadi
berkurang bahkan berhenti dari kebiasaannya tersebut. Yang biasanya
berpenampilan cuek alias semaunya, mau kucel ke, mau bau ke, pokoknya
gak peduli; tiba-tiba menjadi rapih dan wangi. Semua itu dapat
terjadi karena adanya Impian dan Harapan. Dan coba bayangkan, jika
Impian dan Harapan itu sirna? Ternyata dia yang kita harapkan menjadi
pasangan kita, tidaklah memiliki perasaan yang sama sehingga dia
menolak ketika kita utarakan isi hati kita. Akhirnya, semangat kita
pun menjadi berkurang, motivasi kita pun hilang, sehingga aktivitas
kita pun mejadi tidak produktif.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seperti
itulah wujud dari sebuah semangat. Jika kita tidak pandai-pandai
mengelola Motivasi kita, maka akan sering sekali kita menjalani hidup
ini penuh dengan kebosanan. Oleh karena itu, mari kita bangkitkan Motivasi dalam diri kita dengan mimiliki sebuah HARAPAN dan </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">IMPIAN</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jika
saat ini kita sedang tidak bersemangat dalam belajar, coba tanyakan
pada diri kita, apa Impian dan Harapan kita dari proses belajar ini.
Jika impiannya hanya sekedar ingin lulus saja, atau hanya mengisi
waktu, atau karena terpaksa oleh keinginan orang tua kita, maka
tidaklah heran jika kita tidak memiliki semangat dalam belajar. Tapi
jika kita berharap dan bermimpi untuk menjadi Pelajar yang
berprestasi, membuat bangga orang tua, maka sudah dipastikan kita
akan lebih bersemangat dalam belajar. Itulah kekuatan dari sebuah
Impian dan Harapan.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Atau
kita merasa pekerjaan yang kita lakukan sekarang ini sangatlah
membosankan bahkan mejadi beban, coba dicek lagi Harapan dan
Impiannya. Boleh jadi rasa itu timbul karena kita tidak memiliki
Harapan dan Impian, kalau pun ada, mungkin Harapan dan Impian kitanya
kurang tepat sehingga tidak menimbulkan Motivasi dan Semangat kepada
kita.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Akhir
kata, dalam hidup ini kita semua membutuhkan SEMANGAT dan MOTIVASI
dalam menjalani setiap aktivitas kita. Itu artinya, mau tidak mau,
kita harus memiliki sebuah HARAPAN dan IMPIAN agar SEMANGAT dan
MOTIVASI itu selalu menghiasi langkah kita. Jangan pernah takut untuk
bermimpi, karena dengan IMPIAN itulah kita hidup.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga
bermanfaat!</b></span></div>
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-57217461368818838582012-03-27T09:15:00.000+07:002012-05-07T16:02:18.405+07:00Hakikat Cinta<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Cinta
adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak
normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta.
Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa
cinta dengan tepat.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hikam:</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">"Dijadikan
indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik."
(Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Cintamu
kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan
Ahmad)</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Cinta
memang sudah ada di dalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis.
Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. </span>
</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="color: #010100;">Cinta
yang paling tinggi adalah cinta karena Allah. Cirinya adalah </span></span><span style="color: #010100; font-family: Arial, sans-serif;">orang
yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi
cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat.
Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu.
Dan, inilah yang paling</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> </span><span style="color: #010100; font-family: Arial, sans-serif;">berbahaya
dari cinta yang tidak terkendali.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Islam
tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi
mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan,
baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati
karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta
yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah
cobaan dan fitnah saja.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Cara
untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan
berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan
jangan saling bersentuhan.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bagi
orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap
menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada
Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat
sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan
memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-74676637051008135002012-03-26T08:59:00.001+07:002012-05-03T12:58:15.696+07:00Upaya Menghidupkan Qolbu<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kalau
ada satu keberuntungan bagi manusia dibanding dengan hewan, maka itu
adalah bahwa manusia memiliki kesempatan untuk ma’rifat
(kesanggupan mengenal Allah). Kesanggupan ini dikaruniakan Allah
karena manusia memiliki akal dan yang terutama sekali hati nurani.
Inilah karunia Allah yang sangat besar bagi manusia.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang-orang
yang hatinya benar-benar berfungsi akan berhasil mengenali dirinya
dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenali Tuhannya. Tidak ada
kekayaan termahal dalam hidup ini, kecuali keberhasilan mengenali
diri dan Tuhannya.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Karenanya,
siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan hati nuraninya,
dia akan jahil, akan bodoh, baik dalam mengenal dirinya sendiri,
lebih-lebih lagi dalam mengenal Allah Azza wa Jalla, Zat yang telah
menyempurnakan kejadiannya dan pula mengurus tubuhnya lebih daripada
apa yang bisa ia lakukan terhadap dirinya sendiri.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang-orang
yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal dirinya dengan
baik, tidak akan tahu harus bagaimana menyikapi hidup ini, tidak akan
tahu indahnya hidup. Demikian pun, karena tidak mengenal Tuhannya,
maka hampir dapat dipastikan kalau yang dikenalnya hanyalah dunia ini
saja, dan itu pun sebagian kecil belaka.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Akibatnya,
semua kalkulasi perbuatannya, tidak bisa tidak, hanya diukur oleh
aksesoris keduniaan belaka. Dia menghargai orang semata-mata karena
orang tersebut tinggi pangkat, jabatan, dan kedudukannya, ataupun
banyak hartanya. Demikian pula dirinya sendiri merasa berharga di
mata orang, itu karena ia merasa memiliki kelebihan duniawi
dibandingkan dengan orang lain. Adapun dalam perkara harta, gelar,
pangkat, dan kedudukan itu sendiri, ia tidak akan mempedulikan dari
mana datangnya dan kemana perginya karena yang penting baginya adalah
ada dan tiadanya.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sebagian
besar orang ternyata tidak mempunyai cukup waktu dan kesungguhan
untuk bisa mengenali hati nuraninya sendiri. Akibatnya, menjadi tidak
sadar, apa yang harus dilakukan di dalam kehidupan dunia yang serba
singkat ini. Sayang sekali, hati nurani itu - berbeda dengan dunia -
tidak bisa dilihat dan diraba. Kendatipun demikian, kita hendaknya
sadar bahwa hatilah pusat segala kesejukan dan keindahan dalam hidup
ini.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang
ibu yang tengah mengandung ternyata mampu menjalani hari-harinya
dengan sabar, padahal jelas secara duniawi tidak menguntungkan
apapun. Yang ada malah berat melangkah, sakit, lelah, mual. Walaupun
demikian, semua itu toh tidak membuat sang ibu berbuat aniaya
terhadap jabang bayi yang dikandungnya.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Datang
saatnya melahirkan, apa yang bisa dirasakan seorang ibu, selain rasa
sakit yang tak terperikan. Tubuh terluka, darah bersimbah, bahkan tak
jarang berjuang diujung maut. Ketika jabang bayi berhasil terlahir ke
dunia, subhanallaah, sang ibu malah tersenyum bahagia.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sang
bayi yang masih merah itu pun dimomong siang malam dengan sepenuh
kasih sayang. Padahal tangisnya di tengah malam buta membuat sang ibu
terkurangkan jatah istirahatnya. Siang malam dengan sabar ia
mengganti popok yang sebentar-sebentar basah dan sebentar-sebentar
belepotan kotoran bayi. Cucian pun tambah menggunung karena tak
jarang pakaian sang ibu harus sering diganti karena terkena pipis si
jantung hati. Akan tetapi, Masya Allah, semua beban derita itu toh
tidak membuat ia berlaku kasar atau mencampakkan sang bayi.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ketika
tiba saatnya si buah hati belajar berjalan, ibu pun dengan seksama
membimbing dan menjaganya. Hatinya selalu cemas jangan-jangan si
mungil yang tampak kian hari semakin lucu itu terjatuh atau menginjak
duri. Saatnya si anak harus masuk sekolah, tak kurang-kurangnya
menjadi beban orang tua. Demikian pula ketika memasuki dunia remaja,
mulai tampak kenakalannya, mulai sering membuat kesal orang tua.
Sungguh menjadi beban batin yang tidak ringan.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pendek
kata, sewaktu kecil menjadi beban, sudah besar pun tak kurang
menyusahkan. Begitu panjang rentang waktu yang harus dijalani orang
tua dalam menanggung segala beban, namun begitu sedikit balas jasa
anak. Bahkan tak jarang sang anak malah membuat durhaka,
menelantarkan, dan mencampakkan kedua orang tuanya begitu saja
manakala tiba saatnya mereka tua renta.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mengapa
orang tua bisa sedemikian tahan untuk terus menerus berkorban bagi
anak-anaknya? Karena, keduanya mempunyai hati nurani, yang dari
dalamnya terpancar kasih sayang yang tulus suci. Walaupun tidak ada
imbalan langsung dari anak-anaknya, namun nurani yang memiliki kasih
sayang inilah yang memuatnya tahan terhadap segala kesulitan dan
penderitaan. Bahkan sesuatu yang menyengsarakan pun terasa tidak
menjadi beban.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Oleh
karena itu, beruntunglah orang yang ditakdirkan memiliki kekayaan
berupa harta yang banyak, akan tetapi yang harus selalu kita jaga dan
rawat sesungguhnya adalah kekayaan batin kita berupa hati nurani ini.
Hati nurani yang penuh cahaya kebenaran akan membuat pemiliknya
merasakan indah dan lezatnya hidup ini karena selalu akan merasakan
kedekatan dengan Allah Azza wa Jalla. Sebaliknya, waspadalah bila
cahaya hati nurani menjadi redup. Karena, tidak bisa tidak, akan
membuat pemiliknya selalu merasakan kesengsaraan lahir batin lantaran
senantiasa merasa terjauhkan dari rahmat dan pertolongan-Nya.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Allah
Mahatahu akan segala lintasan hati. Dia menciptakan manusia beserta
segala isinya ini dari unsur tanah; dan itu berarti senyawa dengan
tubuh kita karena sama-sama terbuat dari tanah. Karenanya, untuk
memenuhi kebutuhan kita tidaklah cukup dengan berdzikir, tetapi harus
dipenuhi dengan aneka perangkat dan makanan, yang ternyata sumbernya
dari tanah pula.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bila
perut terasa lapar, maka kita santap aneka makanan, yang sumbernya
ternyata dari tanah. Bila tubuh kedinginan, kita pun mengenakan
pakaian, yang bila ditelusuri, ternyata unsur-unsurnya terbuat dari
tanah. Demikian pun bila suatu ketika tubuh kita menderita sakit,
maka dicarilah obat-obatan, yang juga diolah dari komponen-komponen
yang berasal dari tanah pula. Pendek kata, untuk segala keperluan
tubuh, kita mencarikan jawabannya dari tanah.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Akan
tetapi, qolbu ini ternyata tidak senyawa dengan unsur-unsur tanah,
sehingga hanya akan terpuaskan laparnya, dahaganya, sakitnya, serta
kebersihannya semata-mata dengan mengingat Allah. "Alaa
bizikrillaahi tathmainul quluub." (QS. Ar Rad [13] : 28).
Camkan, hatimu hanya akan menjadi tentram jikalau engkau selalu ingat
kepada Allah!</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kita
akan banyak mempunyai banyak kebutuhan untuk fisik ita, tetapi kita
pun memiliki kebutuhan untuk qolbu kita. Karenanya, marilah kita
mengarungi dunia ini sambil memenuhi kebutuhan fisik dengan unsur
duniawi, tetapi qolbu atau hati nurani kita tetap tertambat kepada
Zat Pemilik dunia. Dengan kata lain, tubuh sibuk dengan urusan dunia,
tetapi hati harus sibuk dengan Allah yang memiliki dunia. Inilah
sebenarnya yang paling harus kita lakukan.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sekali
kta salah dalam mengelola hati – tubuh dan hati sama-sama sibuk
dengan urusan dunia – kita pun akan stress jadinya. Hari-hari pun
akan senantiasa diliputi kecemasan. Kita akan takut ada yang
menghalangi, takut tidak kebagian, takut terjegal, dan seterusnya.
Ini semua diakibatkan oleh sibuknya seluruh jasmani dan rohani kita
dngan urusan dunia semata.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Inilah
sebenarnya yang sangat potensial membuat redupnya hati nurani. Kita
sangat perlu meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai mengalami
musibah semacam ini.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bagaimana
caranya agar kita mampu senantiasa membuat hati nurani ini tetap
bercahaya? Secara umum solusinya adalah sebagaimana yang diungkapkan
di atas : kita harus senantiasa berjuang sekuat-kuatnya agar hati ini
jangan sampai terlalaikan dari mengingat Allah. Mulailah dengan
mengenali apa yang ada pada diri kita, lalu kenali apa arti hidup
ini. Dan semua ini bergantung kecermatan kepada ilmu. Kemudian
gigihlah untuk melatih diri mengamalkan sekecil apapun ilmu yang
dimiliki dengan ikhlas. Jangan lupa untuk selalu memilih lingkungan
orang yang baik, orang-orang yang shalih. Mudah-mudahan ikhtiar ini
menjadi jalan bagi kita untuk dapat lebih mengenal Allah, Zat yang
telah menciptakan dan mengurus kita. Dialah satu-satunya Zat Maha
Pembolak-balik hati, yang sama sekali tidak sesulit bagi-Nya untuk
membalikan hati yang redup dan kusam menjadi terang benderang dengan
cahaya-Nya. Wallahu’alam.</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-81212492039556934592012-03-23T08:28:00.000+07:002012-03-23T08:28:27.498+07:00Manajemen Qolbu (Mengelola Hati)<b style="font-family: Arial, sans-serif;">Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Di dalam
tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa
bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia
inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan
oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu
berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat. Sayangnya,
tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa,
tapi tidak menjadi mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat
kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang
membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah Qolbu.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kita
ambil contoh lain, sebuah mikrofon bisa menjadi alat provokasi
kejahatan, bisa juga jadi alat dakwah dan menyampaikan ilmu, sebuah
mikrofon bisa juga menjadi alat bantu berbicara sehingga menjadi
fasih, itulah fungsi mikrofon. Artinya, yang menentukan isi dari
bahasa yang keluar darinya adalah qolbu. Dalam hal ini Rasulullah SAW
menyebutkan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging yang jika ia
baik maka baik pula yang lainnya, sebaliknya yang apabila ia jelek
maka jeleklah semuanya. Dan yang dimaksud daging itu ialah Qolbu.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jadi,
yang terpenting dari manusia ternyata bukan kecerdasannya saja, tapi
</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, sans-serif;">yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar, yang membimbing kuatnya
fisik menjadi benar. Disitulah fungsi qolbu. Oleh karenanya, menjadi
cerdas belum tentu mulia, kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat
kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di
jalan yang benar.</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Di dalam
qolbu ini ada yang disebut potensi,<i> faalhamahaa fujuu rahaa wa
taqwaaha</i> (QS. Asy Syams [91] : 8), "Dan diilhamkan kepadanya
yang salah dan yang taqwa (benar)". Begitulah, qolbu ini punya
potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya
dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen
secara sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem
dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil
apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang
optimal.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Negara
Singapura, misalnya, tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) yang
melimpah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air minumnya saja,
Singapura harus mengimpornya dari Johor, Malaysia. disisi lain
ternyata mereka berhasil mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)-nya,
sehingga walaupun SDA-nya minim, tapi SDM-nya mampu diberdayakan
secara optimal. Hasilnya, kini Singapura menjadi jauh lebih makmur
daripada Indonesia yang alamnya sangat kaya raya. Mengapa? Ya, itu
tadi, karena bangsa kita lemah dalam manajemennya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dapat
dipahami pula bahwa kita tidak berakhlak mulia bukan karena tidak
punya potensi, tapi karena manajemen diri kita yang masih buruk.
Sungguh kita mampu mengelola otak kita menjadi cerdas, membaca dengan
kecepatan 400 kpm, memiliki daya ingat yang kuat, yakinlah itu bisa
dilakukan. Kita bisa kelola fisik sehingga mampu melakukan sebuah
gerakan bela diri demikian sempurna, pukulannya demikian akurat, tapi
itu tidak cukup kalau hatinya tidak dikelola dengan baik. Karena
semua itu tidak akan memiliki nilai positif jika hatinya tidak
dikelola dengan baik. Begitulah. Hati menentukan nilai; mulia atau
hina. Jangan aneh bila ada orang cerdas, tapi tidak mulia hidupnya.
Bukan karena kurang cerdas, tapi kecerdasannya tidak dibimbing oleh
hatinya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Oleh
karena itulah, orang yang pandai mengelola hatinya, ketika tiba-tiba,
misalnya, dihina orang, dia akan kelola penghinaan ini menjadi
sesuatu yang mamfaat, "Ah, dia memang menghina, namun siapa tahu
penghinaan ini bagian dari karunia Allah untuk memberitahu kekurangan
saya, selain itu saya pun bisa melatih kesabaran, bedanya khan dia
baru bisa menghina, saya bisa mengatakan yang baik kepadanya."
Begitulah, sikap terhadap hinaan ternyata bergantung manajemen
qolbunya. Saat lain ia diuji sedang sakit, lalu qolbunya kembali ia
kelola dengan seoptimal-optimalnya. "Sakit bagi saya adalah
proses evaluasi diri, proses pengguguran dosa", demikianlah ia
pahamkan di hatinya tentang makna sakit. Akibatnya, sakit menjadi
tidak menyengsarakan, melainkan penuh hikmah yang mendalam, karena
dia berhasil mengelola hatinya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Lelah,
tersinggung, terhina, kekurangan uang, tertimpa penyakit, dan masih
begitu banyak lagi masalah yang akan membuat orang menjadi goyah,
tapi kalau terkelola hatinya, subhanallaah, ia akan tetap punya nilai
produktif. Anehnya, banyak orang yang sangat sibuk memikirikan
kecerdasannya, memikirkan kesehatan fisiknya, tapi sangat sedikit
memikirkan kondisi hatinya. Kalaulah kita harus memilih, seharusnya
kita banyak meluangkan waktu untuk memikirkan tentang qolbu ini.
Karena jika qolbu ini baik, yang lainnya pun menjadi baik, Insya
Allah.***</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Manajemen Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-17645451209201083352012-03-21T08:01:00.000+07:002012-03-21T08:05:01.147+07:00Sebaik-Baik Manusia II<b style="font-family: Arial, sans-serif;">Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ternyata,
derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya
punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda,
"Khairunnas anfa’uhum linnas", "Sebaik-baik manusia
diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain."
(HR. Bukhari dan Muslim)</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hadits
ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana
derajat kemuliaan akhlak kita, <span style="font-size: small;">maka</span>
ukurlah sejauh mana nilai mamfaat diri ini? Istilah Emha Ainun
Nadjib-nya, tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib,
sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram?</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Apa itu
manusia wajib? Manusia <b>wajib</b> ditandai jikalau keberadannya
sangat dirindukan, sangat bermanfaat, perilakunya membuat hati orang
di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia
wajib, diantaranya dia seorang pemalu, jarang mengganggu orang lain
sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih
banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul
kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara.
Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan
sangat nikmat kalau berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari
menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu
berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan
mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bukan
kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat,
memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki,
bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah
tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya
pun karena Allah SWT, subhaanallaah, demikian indah hidupnya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Karenanya,
siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan
senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi
penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang yang
berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan,
akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang
wajib, adanya pasti penuh mamfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan
akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat
kepribadian yang baik pula.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang
yang <b>sunah</b>, keberadaannya bermamfaat, tetapi kalau pun tidak
ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa
kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan
amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan
tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan
orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk
ke rongga qolbu siapapun.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang
yang <b>mubah</b>, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor
kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah
keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan.
Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa mamfaat,
tidak juga membawa mudharat.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Adapun
orang yang <b>makruh</b>, keberadannya justru membawa mudharat. Kalau
dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu
tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada
seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang,
tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang,
anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat
gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Lain
lagi dengan orang bertipe <b>haram</b>, keberadaannya malah dianggap
menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia
pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang
ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Masya
Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri
ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau hanya jadi
benalu saja? Masyarakat merasa mendapat mamfaat tidak dengan
kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib,
sunah, mubah, makruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan
teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?</span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber : Management Qolbu</span><br />
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-67483511875690576052012-03-20T09:15:00.000+07:002012-04-26T13:06:56.202+07:00KUNCI HIDUP SUKSES<div style="text-align: justify;">
<br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum
Wr. Wb.</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">"Jika
Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu..." (Q. S Ali Imran (3) : 160)</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tampaknya
tidak terlalu salah bila ada orang yang telah berhasil menempuh
jenjang pendidikan tinggi, bahkan lulusan luar negeri, lalu
menganggap dirinya orang sukses. Mungkin juga seseorang yang gagal
dalam menempuh jalur pendidikan formal belasan tahun lalu, tetapi
saat ini berani menepuk dada karena yakin bahwa dirinya telah
mencapai sukses. Mengapa demikian? Karena, ia telah memilih dunia
wirausaha, lalu berusaha keras tanpa mengenal lelah, sehingga
mewujudlah segala buah jerih payahnya itu dalam belasan perusahaan
besar yang menguntungkan. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang
ayah dihari tuanya tersenyum puas karena telah berhasil mengayuh
bahtera rumah tangga yang tentram dan bahagia, sementara anak anaknya
telah ia antar ke gerbang cakrawala keberhasilan hidup yang mandiri.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pendek
kata, adalah hak setiap orang untuk menentukan sendiri dari sudut
pandang mana ia melihat kesuksesan hidup. Akan tetapi, dari sudut
pandang manakah seyogyanya seorang muslim dapat menilik dirinya
sebagai orang yang telah meraih hidup sukses dalam urusan dunianya?</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Membangun
Fondasi</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kalau
kita hendak membangun rumah, maka yang perlu terlebih dahulu dibuat
dan diperkokoh adalah fondasinya. Karena, fondasi yang tidak kuat
sudah dapat dipastikan akan membuat bangunan cepat ambruk kendati
dinding dan atapnya dibuat sekuat dan sebagus apapun.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sering
terjadi menimpa sebuah perusahaan, misalnya yang asalnya memiliki
kinerja yang baik, sehingga maju pesat, tetapi ternyata ditengah
jalan rontok. Padahal, perusahaan tersebut tinggal satu dua langkah
lagi menjelang sukses. Mengapa bisa demikian? ternyata faktor
penyebabnya adalah karena didalamnya merajalela ketidakjujuran,
penipuan, intrik dan aneka kezhaliman lainnya.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tak
jarang pula terjadi sebuah keluarga tampak berhasil membina rumah
tangga dan berkecukupan dalam hal materi. Sang suami sukses meniti
karir di kantornya, sang isteri pandai bergaul di tengah masyarakat,
sementara anak-anaknya pun berhasil menempuh jenjang studi hingga ke
perguruan tinggi, bahkan yang sudah bekerjapun beroleh posisi yang
bagus. Namun apa yang terjadi kemudian?</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="color: #010100;">Suatu
ketika hancurlah keutuhan rumah tangganya itu karena beberapa faktor
yang mungkin mental mereka tidak sempat dipersiapkan sejak sebelumnya
untuk menghadapinya. Suami menjadi lupa diri karena harta, gelar,
pangkat dan kedudukannya, sehingga tergelincir mengabaikan
kesetiaannya kepada keluarga. Isteripun menjadi lupa akan posisinya
sendiri, terjebak dalam prasangka, mudah iri terhadap sesamanya dan
bahkan menjadi pendorong suami dalam berbagai perilaku licik dan
curang. Anak-anakpun tidak lagi menemukan ketenangan karena
sehari-hari menonton keteladanan yang buruk dan</span> <span style="color: #010100;">menyantap
harta yang tidak berkah.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Lalu apa
yang harus kita lakukan untuk merintis sesuatu secara baik? Alangkah
indah dan mengesankan kalau kita meyakini satu hal, bahwa tiada
kesuksesan yang sesungguhnya, kecuali kalau Allah Azza wa Jalla
menolong segala urusan kita. Dengan kata lain apabila kita merindukan
dapat meraih tangga kesuksesan, maka segala aspek yang berkaitan
dengan dimensi sukses itu sendiri harus disandarkan pada satu
prinsip, yakni sukses dengan dan karena pertolongan-Nya. Inilah yang
dimaksud dengan fondasi yang tidak bisa tidak harus diperkokoh
sebelum kita membangun dan menegakkan mernara gading kesuksesan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sunnatullah
dan Inayatullah</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="color: #010100;">Terjadinya
seseorang bisa mencapai sukses atau terhindar dari sesuatu yang tidak
diharapkannya, ternyata amat bergantung pada dua hal yakni
sunnatullah dan inayatullah. Sunatullah artinya sunnah-sunnah Allah
yang mewujud berupa hukum alam yang terjadinya menghendaki proses
sebab akibat, sehingga membuka peluang bagi perekayasaan oleh
perbuatan manusia. Seorang mahasiswa ingin menyelesaikan studinya
tepat waktu dan dengan predikat memuaskan. Keinginan itu bisa
tercapai apabila ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam
belajarnya, mempersiapkan fisik dan pikirannya dengan sebaik-baiknya,
lalu meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya sedemikian rupa,
sehingga melebihi kadar dan cara belajar yang dilakukan
rekan-ekannya. Dalam konteks sunnatullah, sangat mungkin ia bisa
meraih apa yang dicita-citakannya itu.</span></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Akan
tetapi, ada bis yang terjatuh ke jurang dan menewaskan seluruh
penumpangnya, tetapi seorang bayi selamat tanpa sedikitpun terluka.
Seorang anak kecil yang terjatuh dari gedung lantai ketujuh ternyata
tidak apa-apa, padahal secara logika terjatuh dari lantai dua saja ia
bisa tewas. Sebaliknya, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh
berikhtiar tadi, bisa saja gagal total hanya karena Allah menakdirkan
ia sakit parah menjelang masa ujian akhir studinya, misalnya. Segala
yang mustahil menurut akal manusia sama sekali tidak ada yang
mustahil bila inayatullah atau pertolongan Allah telah turun.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Demikian
pula kalau kita berbisnis hanya mengandalkan ikhtiar akal dan
kemampuan saja, maka sangat mungkin akan beroleh sukses karena toh
telah menetapi prasyarat sunnatullah. Akan tetapi, bukankah rencana
manusia tidak mesti selalu sama dengan rencana Allah. Dan adakah
manusia yang mengetahui persis apa yang menjadi rencana Nya atas
manusia? Boleh saja kita berjuang habis-habisan karena dengan begitu
orang kafirpun toh beroleh kesuksesan. Akan tetapi, kalau ternyata
Dia menghendaki lain lantas kita mau apa? mau kecewa? kecewa sama
sekali tidak mengubah apapun. Lagipula, kecewa yang timbul di hati
tiada lain karena kita amat menginginkan rencana Allah itu selalu
sama dengan rencana kita. Padahal Dialah penentu segala kejadian
karena hanya Dia yang Maha Mengetahui hikmah dibalik segala kejadian.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rekayasa
Diri</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Apa
kuncinya? Kuncinya adalah kalau kita menginginkan hidup sukses di
dunia, maka janganlah hanya sibuk merekayasa diri dan keadaan dalam
rangka ikhtiar dhahir semata, tetapi juga rekayasalah diri kita
supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Ikhtiar dhahir
akan menghadapkan kita pada dua pilihan, yakni tercapainya apa yang
kita dambakan - karena faktor sunnatullah tadi - namun juga tidak
mustahil akan berujung pada kegagalan kalau Allah menghendaki lain.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Lain
halnya kalau ikhtiar dhahir itu diseiringkan dengan ikhtiar bathin.
Mengawalinya dengan dasar niat yang benar dan ikhlas semata mata demi
ibadah kepada Allah. Berikhtiar dengan cara yang benar, kesungguhan
yang tinggi, ilmu yang tepat sesuai yang diperlukan, jujur, lurus,
tidak suka menganiaya orang lain dan tidak mudah berputus asa.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Senantiasa
menggantungkan harap hanya kepada Nya semata, seraya menepis sama
sekali dari berharap kepada makhluk. Memohon dengan segenap hati
kepada Nya agar bisa sekiranya apa-apa yang tengah diikhtiarkan itu
bisa membawa maslahat bagi dirinya mapun bagi orang lain, kiranya Dia
berkenan menolong memudahkan segala urusan kita. Dan tidak lupa
menyerahkan sepenuhnya segala hasil akhir kepada Dia Dzat Maha
Penentu segala kejadian.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bila
Allah sudah menolong, maka siapa yang bisa menghalangi
pertolongan-Nya? Walaupun bergabung jin dan manusia untuk menghalangi
pertolongan yang diturunkan Allah atas seorang hamba Nya sekali-kali
tidak akan pernah terhalang karena Dia memang berkewajiban menolong
hamba-hambaNya yang beriman.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">"Jika
Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu. Jika Allah membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan) maka
siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah
sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakal" (QS Ali Imran (3) : 160).</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sumber :
Management Qolbu - Aa Gym</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><b>Semoga
bermanfaat!</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
</div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-31219225414082903302012-03-19T11:33:00.002+07:002012-03-19T11:35:26.711+07:00JADIKAN IMPIAN ANDA KENYATAAN<b style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b><br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br />
Seorang anak laki-laki bernama Monty Robert yang duduk di bangku SMU mendapat tugas dari gurunya untuk membuat karangan mengenai cita-citanya. Ia pun menulis karangan setebal tujuh halaman yang memaparkan tujuannya untuk memiliki suatu peternakan secara terperinci dan ia bahkan menggambarkan sebuah sketsa tentang peternakan seluas dua ratus acre, yang memperlihatkan lokasi seluruh bangunan, kandang, dan jalur pacuan. Kemudian ia melukis denah yang mendetil untuk rumah seluas empat ribu kaki persegi yang akan terletak di peternakan dambaan hati seluas dua ratus acre itu. Ia benar-benar mencurahkan isi hatinya ke dalam subyek itu dan pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan yang berbunyi, ‘Temui aku seusai jam sekolah.’</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Guru itu berkata, “Ini adalah impian yang tidak realistis untuk anak muda seperti kamu. Kamu tidak punya uang. Kamu tidak memiliki sumberdaya. </div>
<a name='more'></a>Peternakan kuda menuntut banyak uang. Kamu harus membeli tanah. Kamu harus membayar harga kuda bibit yang asli, kemudian kamu juga harus mengeluarkan biaya untuk kuda pacek yang mahal. Kamu sama sekali tak akan pernah dapat melakukannya.’<br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Lantas si guru menambahkan, ‘Kalau kamu mau menulis ulang karangan ini dengan tujuan yang lebih membumi, aku akan meninjau kembali nilaimu.’</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Anak laki-laki itu pulang dan berpikir keras lama sekali tentang hal itu. Ia bertanya kepada bapaknya mengenai apa yang sebaiknya ia tempuh. Bapaknya berkata, ‘Camkan, Nak, kamu harus membulatkan tekadmu tentang ini. Bagaimana pun, aku pikir ini adalah keputusan yang sangat penting bagimu.’</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Akhirnya setelah menimbang-nimbang selama seminggu, anak itu menyetorkan tulisan yang sama, tidak membuat perubahan sedikit pun.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Ia berkata, ‘Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan saya akan mempertahankan impian saya.’</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Impian yang dinilai tidak realistis oleh guru tersebut ternyata bisa dicapai oleh Monty. Suatu waktu ternyata guru tersebut sempat membawa tiga puluh orang anak berkemah di tanah peternakannya yang berdiri rumah seluas empat ribu kaki seperti yang dicita-citakannya.<br />
<br />
Sumber: Chicken Soup for the Soul: Menjadi “Kaya” dan Bahagia Berhati-hatilah Anda dengan pencuri impian (dream stealer) karena orang-orang ini berada di sekitar Anda. <strong><br />Pencuri impian seringkali mengatakan bahwa impian Anda tidak realistis. Jangan biarkan impian Anda menjadi rapuh karena pendapat seperti itu. Kejarlah impian Anda dan jangan sekali-kali mengejar impian orang lain yang dipaksakan kepada kita.</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Monty Robert dalam cerita yang baru saja Anda baca berani mempertahankan impiannya walaupun ia harus menerima nilai F dan pada ahirnya ia membuktikan bahwa impiannya bisa terwujud tanpa harus terpengaruh oleh penilaian gurunya apalagi terpengaruh dengan berbagai alasan yang bisa menghambat kesuksesannya. Jika anda mempunyai impian itu berarti Anda sudah menempuh langkah pertama yang dibutuhkan untuk sukses karena sangat tidak mungkin Anda bisa mewujudkan impian Anda jika Anda sendiri tidak mempunyai impian. <strong><br /><br />Jika Anda belum mempunyai impian, temukan impian Anda. </strong><strong>Bangunlah kepercayaan dalam diri Anda bahwa impian Anda bisa tercapai. Kepercayaan ini sangat dibutuhkan karena kepercayaan yang kuat akan menggerakkan pikiran Anda untuk mencari jalan dan sarana serta cara untuk mewujudkan impian Anda.</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Kejarlah impian Anda dengan tindakan yang berkomitmen sehingga impian Anda tidak memudar atau bahkan mati. Seperti yang dikemukakan oleh <strong>Judy Wardell Halliday </strong>bahwa “<strong>Impian menjadi kenyataan saat kita menjaga komitmen kita terhadapnya</strong>.” Kembangkan sikap yang melampaui kemampuan Anda, maka impian Anda yang dikatakan orang lain mustahil tidak hanya mungkin tetapi juga pasti bisa Anda wujudkan. Pada tahun 1950, <strong>Walter Elias Disney</strong> atau yang kita kenal dengan nama <strong>Walt Disney mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak-anak.</strong> Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan-rekannya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Pada waktu pembukaan, <strong>Walt Disney </strong>mengatakan dalam pidatonya bahwa “<strong>Kesuksesan dimulai ketika kita mulai mencipakan impian jauh ke depan. Dan saat kita berkomitmen untuk mencapai impian itu, maka selanjutnya impian itu yang akan menjadi magnet dan menarik kita ke sana</strong>.”</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<strong>Eleanor Roosevelt </strong>pernah berkata, “<strong>The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams." Ya, masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka.</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Oleh <strong>Elidjen </strong><br />
Student Affair Manager<br />
<a href="http://www.binus.ac.id/" style="color: #3b5998; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-decoration: none;" target="_blank">Universitas Bina Nusantara</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
Sumber : <a href="http://www.andriewongso.com/" style="background-color: transparent;">www.andriewongso.com</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; text-align: -webkit-left;">
<b>Semoga bermanfaat!</b></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-74973110824205316952012-03-19T11:10:00.000+07:002012-03-19T11:11:42.513+07:00SYUKURI DAN TERUS KEJAR IMPIANMU<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Assalaamu'alaikum Wr. Wb.</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: -webkit-left;">
<strong style="background-color: white; font-family: Arial;">Masih ingat di benak kita, waktu kecil ketika ditanya, "Apa cita-citamu?" Dengan lantang kita menjawab: "Saya ingin jadi presiden!" Atau, "Saya ingin jadi dokter!" Dsb. Namun ketika beranjak dewasa, saat menjadi mahasiswa, pertanyaan serupa, bisa jadi jawabannya berubah: "Tidak usah dipikir, yang penting bisa lulus dulu!"</strong></div>
<div style="text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial;"><b><br /></b></span><span style="background-color: white; font-family: Arial;"></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
Banyak mahasiswa yang awalnya menghendaki masuk ke perguruan tinggi idaman atau ambil jurusan favoritnya, ketika tidak tercapai secara drastis sikap mentalnya menurun. Akibatnya mereka menjalani masa perkuliahannya dengan apa adanya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
Padahal jika kita terus optimis dan bertekad baja, impian masih bisa diraih. Kita sering mengetahui, banyak orang sukses yang dahulunya hanya berlatar belakang dari perguruan tinggi di daerah dan jurusan yang kurang favorit. Perbedaannya mereka memiliki kemauan kuat dan berusaha penuh totalitas untuk mewujudkan impiannya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
Maka sepatutnya kita mensyukuri setiap keadaan yang diberikan. Bangkit dari rasa malas dan buang keraguan. Miliki motivasi yang kuat, bahwa keberhasilan itu sesuatu yang indah dan membahagiakan. Untuk meraihnya harus tekun belajar, disiplin, dan terus mengembangkan keahlian. Bercermin dari keberhasilan orang lain, bila perlu minta saran atau nasihat untuk kemajuan diri.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
Keadaan kita hari ini tidak menunjukkan keadaan di masa depan. Justru apa yang ada di pikiran dan hati kita saat inilah yang akan menentukan masa depan. Kita sering membaca profil mahasiswa yang berprestasi yang dulunya lebih kurang beruntung dibanding keadaan kita. Jadikan hal itu sebagai cambuk bahwa jika keadaan kita saat ini lebih baik dari keadaan mereka, maka masa depan kita seharusnya bisa lebih luar biasa.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
<strong>Jika kita mempunyai keadaan yang sama, itu berarti masa depan kita masih terbuka untuk berprestasi. Impian dan target hidup terutama sukses di dunia perkuliahan masih bisa kita kejar dan raih. Dengan semangat itu maka impian yang sempat tertunda karena keraguan, dapat kita tunjukkan dengan usaha yang maksimal.</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
Sumber : <a href="http://www.andriewongso.com/" style="background-color: transparent;">www.andriewongso.com</a></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial;">
<b>Semoga bermanfaat!</b></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-363485068961805312012-03-16T08:28:00.000+07:002012-04-11T13:01:36.188+07:00IKHLAS ITU INDAH... ^_^<b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px;">Assalamu'alaikum Wr. Wb.</b><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Suatu hari, seorang pemuda miskin, yang menjual barang dari pintu ke pintu untuk membiayai sekolahnya, menemukan dirinya hanya memiliki uang sepeser dan dia kelaparan. Dia akhirnya memutuskan untuk meminta makan di rumah selanjutnya. Namun, dia kehilangan keberaniannya ketika seorang wanita muda cantik membuka pintu rumah. Alih-alih meminta makan, pemuda itu hanya meminta segelas air putih. Wanita itu berpikir bahwa pemuda itu terlihat kelaparan jadi dia membawakannya segelas besar susu. Pemuda itu meminumnya pelan-pelan, dan kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada Anda?"</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
"Kamu tidak berhutang apa-apa kepada saya," jawab wanita itu. "Ibu saya selalu mengingatkan kami untuk tidak pernah menerima bayaran atas kebaikan yang kami lakukan."</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Pemuda itu kemudian berkata.. "Kalau begitu, saya berterima kasih dari hati saya yang terdalam."</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Pemuda itu bernama Howard Kelly, dia kemudian meninggalkan rumah itu bukan hanya dengan fisik yang lebih kuat, namun juga imannya kepada Tuhan dan orang lain. Sebelumnya, dia sudah ingin menyerah dan berhenti.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tadi mengalami sebuah penyakit kritis. </div>
<a name='more'></a>Dokter setempat tidak mampu menanganinya. Mereka kemudian mengirimnya ke kota besar dimana ada spesialis yang dapat menangani penyakitnya yang aneh.<br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk memberikan konsultasi. Ketika dia mendengar nama kota asal wanita tersebut, sebuah Cahaya aneh memenuhi matanya. Dengan cepat ia bangun dan turun ke aula rumah sakit menuju kamar wanita itu.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Menggunakan pakaian dokternya dia mengunjungi wanita tersebut. Dr. Kelly langsung mengenali wanita itu, dia kemudian kembali ke ruang konsultasinya dan memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatakan nyawanya. Mulai hari itu dia memberikan perhatian khusus kepada kasus wanita tersebut.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Setelah berjuangan selama beberapa waktu lamanya, akhirnya pertempuran dimenangkan.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dr. Kelly kemudian meminta bagian administrasi untuk menagihkan biaya pengobatan wanita tersebut kepadanya. Dia kemudian melihat tagihan tersebut, kemudian menuliskan sesuatu di tagihan tersebut, lalu tagihan tersebut di kirim ke ruangan wanita tersebut. Wanita itu sangat takut untuk membuka tagihan itu, dia yakin membutuhkan seluruh sisa hidupnya untuk membayar biaya pengobatan itu. Akhirnya dia membuka amplop tagihan itu, dan sesuatu menarik perhatiannya di sisi tagihan itu. Dia membaca kalimat ini…</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
"Dibayar lunas dengan segelas susu." – tanda tangan – Dr. Howard Kelly.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Air mata sukacita mengalir di wajah wanita tersebut, dengan bahagia dia berdoa: "Terima kasih Tuhan, karena cinta-Mu telah menyebar melalui hati dan tangan manusia."</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Setiap kemurahan hati yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Mungkin tidak selalu seperti kisah di atas, kita tidak selalu menerima timbal balik dari orang yang kita tolong, namun percayalah bahwa Tuhan memiliki banyak cara untuk menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada Anda.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Sumber: Profec</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<b>Semoga bermanfaat!</b></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3587872718206332504.post-8495883151678883622012-03-15T10:32:00.000+07:002012-03-15T10:34:09.830+07:00PEMANCING KECIL<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; text-align: -webkit-left;"><b>Assalaamua'alaikum Wr. Wb.</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; text-align: -webkit-left;"><br /></span></span><br />
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: -webkit-left;">Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.</span><span style="background-color: white; text-align: -webkit-left;"> </span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: -webkit-left;">Selain asyik bermain, si anak juga sering memperhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.</span></div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. </span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Lho, kalau diperhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang ditawarkan kepadamu, kenapa ditolak?"</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Saya senang memperhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya, paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kesuksesan kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit. Semua sederhana saja. Sepanjang kita tahu apa yang kita mau, dan kemudian mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka kita akan bisa mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apalagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan mampu mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi ahli di bidang yang kita tekuni. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.</span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Semoga bermanfaat!</b></span></div>Nasrullahhttp://www.blogger.com/profile/04672294566030529987noreply@blogger.com0